
Analisadaily.com, Medan-Anak Medan dulu sering menggunakan kata-kata 'Jaga Standing’ untuk tidak melakukan hal-hal yang memalukan. Jadi, budaya 'Jaga Standing' ini, saat ini penting harus dihidupkan kembali khususnya di kalangan dunia jasa konstruksi.
Demikian Pemerhati Dunia Konstruksi Sumut Erikson Lumban Tobing saat berdiskusi bersama Era Gapeksindo Muda Sumut di kantor Gapeksindo Jalan Sei Mencirim Medan, Senin (25/8/2025).
Apalagi mengingat Provinsi Sumut sekarang ini dipimpin dari kalangan muda bernama Muhammad Bobby Afif Nasution yang usianya masih ditataran 30-an.
"Bobby Nasution Gubernur Sumut masih berumur 30-an, demikian juga Kadisnya salah satunya Topan Ginting selaku eks Kadis PUPR Sumut masih berumur 42 tahun, masih anak-anak muda tapi sok tua. Anak-anak muda, seharusnya masih memiliki idealisme yang baik, idealisme yang tinggi. Mau jadi apa Sumut ini lima sampai sepuluh tahun kedepan, kalau anak-anak muda sudah rusak moralnya,"ucapnya
Lanjutnya, seorang Bobby Nasution mengelola Provinsi Sumut sebagai Gubernur dengan umur yang masih muda yaitu 34 tahun, bukanlah hal yang gampang. Harusnya, ia memiliki integritas dan moral yang baik, juga pengetahuan tentang tata kelola pemerintahan yang ia bisa dapatkan dari para senior-senior yang baik.
Dan, ia juga harus memiliki kebijakan yang dewasa sebagai seorang pemimpin.
"Orang-orang yang ada dilingkarannya, dalamnya juga pasti punya pengaruh. Kalau terlalu banyak yang ada hanya mementingkan kepentingan tertentu untuk keuntungan diri sendiri, tanpa berpikir panjang untuk Sumut Tercinta. Hasil akhirnya, akan bisa dilihat seperti Topan Ginting yang kena OTT KPK. Lapangan Merdeka, Stadion Teladan dan beberapa hal peninggalan Bobby Nasution, selama ia menjadi Walikota Medan, yang saat ini sedang menjadi pembicaraan masyarakat kota Medan, yaitu tentang besarnya biaya proyek yang bertriliun degan hasil yang tidak sepadan. Bahkan, ada yang tidak selesai sampai saat ini,"terang Erikson yang juga memegang tampuk Ketua Umum Gapeksindo Sumatera Utara, beberapa priode.
Sementara itu, Sekretaris Gapeksindo Sumatera Utara Steve Excel Korua Tobing sangat berterima kasih kepada Erikson Tobing yang begitu besar perhatian dan sorotan tanjam terhadap kondisi moral anak-anak muda, khususnya di Sumut.
"Kita sepakat bahwa, generasi muda adalah tulang punggung arah masa depan bangsa khususnya Sumatera Utara, dan, lebih luas lagi, Indonesia. Jika moral kami anak- muda hancur hari ini, maka 5–10 tahun ke depan kita hanya akan mewarisi krisis yang lebih parah. Namun, kita Era Gapeksindo Muda percaya masih banyak anak-anak muda yang punya idealisme tinggi. Banyak yang bekerja keras, jujur, berani bersuara, dan tetap menjaga integritas di tengah tantangan besar pada dewasa ini," ucap Excel yang biasa dipanggil.
Ditambahkannya, Era Gapeksindo Muda tidak ingin menjadi "anak muda sok tua", tapi juga tidak ingin jadi "anak muda yang dungu dan apatis". Kita ingin jadi anak muda yang Punya kesadaran moral, Kuat dalam nilai, Berani melawan budaya yang selama ini salah tapi dibenarkan.
"Kasus OTT Kadis Sumut baru-baru ini adalah tamparan keras bagi semua—terutama kami anak muda. Era Gapeksindo Muda tidak bisa diam. Saat pejabat tinggi ditangkap karena diduga menerima suap, itu bukan hanya soal hukum, tapi juga soal cermin moral di depan mata kita semua. Kita tidak mau jadi generasi penerus yang mewarisi budaya bobrok seperti itu. Era Gapeksindo Muda sepakat anak muda harus punya rasa malu, karena dari malu lahir tanggung jawab dan kesadaran diri," tutupnya.
(NAI/NAI)