Hipertensi Hingga Kolesterol Jadi Penyerta Terkena Stroke  

Hipertensi Hingga Kolesterol Jadi Penyerta Terkena Stroke  
Hipertensi Hingga Kolesterol Jadi Penyerta Terkena Stroke   (Analisadaily/Ilustrasi/Pexels)

Analisadaily.com, Jakarta - Dokter spesialis bedah saraf sub spesialis bedah saraf neurovaskular Siloam Hospital dr Harsan menyatakan hipertensi, kencing manis, kolesterol dan kebiasaan merokok bisa menjadi penyebab penyakit penyerta seseorang mengalami stroke secara mendadak di era masa kini.

"Terkadang, secara mendadak orang bisa kena stroke baik itu ringan maupun berat. Ada hal yang jadi faktor penyerta di antaranya hipertensi dan kolesterol," ujar dr Harsan dalam acara paparan kesehatan di Karawaci Tangerang, Banten, melansir Antara, Rabu (27/8/2025)

Ia mengatakan kolesterol tinggi memicu adanya plak lemak di pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan arteri sehingga aliran darah ke otak tersumbat.

"Bahkan kasus yang paling parah bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah," ujarnya.

Gangguan pembuluh darah otak seperti pecahnya pembuluh darah maupun penyumbatan aliran darah sering kali muncul tiba-tiba tanpa gejala awal yang jelas. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius hingga kematian. Deteksi dini menjadi sangat penting agar pasien memperoleh penanganan lebih cepat dan peluang pemulihan yang lebih baik.

Untuk penanganan, dr Harsan mengatakan layanan menggunakan teknologi digital subtraction angiography (DSA) menjadi salah satu pilihannya.

DSA adalah pemeriksaan yang menampilkan gambaran pembuluh darah otak secara detail dengan menghilangkan bayangan tulang dan jaringan sekitarnya. Dengan teknik ini, dokter dapat melihat aliran darah otak secara real time.

Prosedur ini dilakukan melalui injeksi zat kontras ke dalam pembuluh darah menggunakan kateter kecil. Dengan hasil visualisasi resolusi tinggi, dokter dapat menegakkan diagnosis lebih tepat dan menentukan langkah penanganan medis selanjutnya.

“Pemeriksaan DSA memberikan informasi yang sangat detail terkait kondisi pembuluh darah otak. Hal ini sangat membantu kami dalam merencanakan terapi terbaik, baik untuk tindakan pencegahan maupun penanganan kasus vaskular kompleks,” katanya.

(ANT/WITA)

Baca Juga

Rekomendasi