Dosen USU Bekali Warga Karo Ketrampilan Mengolah Limbah Organik (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Karo - Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan edukasi dan pelatihan pembuatan eco-enzyme di Desa Sarinembah, Kecamatan Munthe, Kabupaten Karo, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan tersebut bertujuan membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah organik rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan yang bermanfaat bagi pertanian serta mendukung ketahanan dan kemandirian pangan di daerah pedesaan.
Pelatihan yang dipusatkan di Kantor Kepala Desa Sarinembah ini dipimpin oleh Ir. Ikhsan Siregar, ST., M.Eng Ketua atim, dengan anggota Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec., Dr. Joiverdia Arifiyanto, SH., MH., dan Mahatir Muhamad, S.Farm., M.Si., Apt.
Pada pengabdian tersebut, tim menyampaikan materi mengenai manfaat eco-enzyme, definisi dan tahapan pembuatannya, serta peluang pemanfaatannya dalam bidang pertanian, pangan, hingga kebersihan rumah tangga.
Tidak hanya sekadar pelatihan, kegiatan ini juga menghadirkan inovasi teknologi berupa penggunaan pH Meter dengan model 3D Printing, yang dikembangkan tim untuk membantu masyarakat memantau kualitas eco-enzyme secara lebih ilmiah dan terukur.
Masyarakat Desa Sarinembah tampak antusias mengikuti proses pembuatan eco-enzyme, mulai dari menyiapkan bahan berupa limbah kulit buah dan sayuran, mencampurkannya dengan gula merah, hingga proses fermentasi sederhana.
Melalui praktik ini, warga memahami bahwa limbah rumah tangga yang biasanya terbuang dapat diubah menjadi pupuk organik cair maupun pembersih alami yang ramah lingkungan.
Produk hasil fermentasi kemudian diuji dengan pH Meter 3D Printing karya tim USU untuk memastikan kualitasnya, sekaligus memberikan pengalaman baru kepada masyarakat tentang pentingnya mengontrol mutu dalam produksi bahan alami.
Ketua Tim Pengabdian, Ir. Ikhsan Siregar, ST., M.Eng., menjelaskan bahwa kombinasi edukasi eco-enzyme dengan teknologi pH Meter ini merupakan pendekatan holistik untuk mendukung keberlanjutan program.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mampu membuat eco-enzyme, tetapi juga bisa memastikan kualitas produknya. Dengan adanya pH Meter 3D Printing yang murah dan mudah digunakan, warga bisa mengontrol hasil fermentasi dengan standar ilmiah,” terangnya.
Mahatir Muhamad, S.Farm., M.Si., Apt. Anggota tim menambahkan bahwa inovasi tersebut memberi nilai tambah karena eco-enzyme yang diproduksi masyarakat dapat memiliki daya saing lebih tinggi. Bahkan berpotensi dikembangkan menjadi produk unggulan lokal.
Produk eco-enzyme hasil pelatihan telah mulai dicoba diaplikasikan pada tanaman warga dan menunjukkan dampak positif. Tanaman tampak lebih segar, tanah lebih gembur, dan masyarakat semakin yakin bahwa eco-enzyme dapat menjadi alternatif praktis pengganti pupuk kimia.
Kehadiran pH Meter 3D Printing juga memberi rasa percaya diri kepada peserta untuk mengembangkan eco-enzyme dalam skala lebih besar. Karena mereka dapat mengontrol mutu produk secara mandiri tanpa harus bergantung pada alat laboratorium yang mahal.
Kegiatan pengabdian ini mendapat apresiasi dari perangkat desa yang melihat langsung manfaat nyata bagi masyarakat. Pemerintah desa berharap program serupa dapat terus dilanjutkan agar manfaat eco-enzyme dan inovasi teknologi sederhana seperti pH Meter dapat dirasakan lebih luas.
Dengan adanya sinergi antara akademisi dan masyarakat, program ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam mewujudkan swasembada pangan, menjaga kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Karo. (mc)
(RZD)