Sampaikan Enam Tuntutan, Mahasiswa Cipayung Plus di Asahan Unjuk Rasa ke DPRD 

Sampaikan Enam Tuntutan, Mahasiswa Cipayung Plus di Asahan Unjuk Rasa ke DPRD 
Mahasiswa yang unjuk rasa di gedung DPRD duduk bersama dengan Bupati dan Forkopimda untuk mendengar penyampaian dari massa pendemo, Senin (1/9/2025). (Analisadaily/Arifin)

Analisadaily.com, Kisaran - Mahasiswa yang tergabung dalam sejumlah organisasi kemahasiswaan yakni Cipayung Plus di Kabupaten Asahan melakukan unjuk rasa secara damai di gedung DPRD Asahan, yang diterima langsung oleh Bupati dan Forkopimda, untuk menyampaikan enam tuntutan, Senin (1/9/2025).

Aksi mahasiswa itu dimulai dengan berjalan kaki dari kampus Universitas Asahan menuju kantor DPRD Asahan. Selain itu, aksi sholat ghaib juga dilakukan oleh mahasiswa yang diikuti dari Bupati dan Forkopimda dengan tujuan bentuk solidaritas atas adanya korban jiwa.

Masing-masing kordinator dari organisasi kemahasiswaan mengatakan, bahwa kedatangan mereka ke gedung DPRD Asahan untuk menyampaikan aspirasi. "Kami datang kemari ke gedung DPRD Asahan ini untuk menyampaikan aspirasi, yang kami nilai kebijakan dari pemerintah dan DPRD tidak pro terhadap masyarakat khususnya masyarakat kabupaten Asahan," kata koordinator aksi dari HMI Alwi Tanjung

Selain itu, mereka juga menyampaikan enam tuntutan, diantaranya membatalkan tunjangan DPR RI, mencopot jabatan Sri Mulyani sebagai menteri keuangan, mendesak DPR RI untuk mengesahkan undang-undang perampasan aset, meminta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto turun ke Kabupaten Asahan guna memprihatinkan APBD Kabupaten Asahan yang mana programnya tidak pro terhadap rakyat.

Meminta menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah kabupaten Asahan, seperti permasalahan kemiskinan, kesehatan, kepemudaan dan pendidikan, melibatkan buah pikiran mahasiswa dalam rencana-rencana program kerja membangun Asahan. "Kami meminta tuntutan kami ini agar disampaikan ke tingkat pusat agar bisa ditindaklanjuti," kata koordinator.

Para mahasiswa juga melakukan penandatanganan dengan pihak pemerintah dan forkopimda tentang kesepakatan tuntutan. Dan selanjutnya surat tersebut dikirim ke tingkat pusat untuk ditindaklanjuti oleh petinggi pusat.

Seorang koordinator aksi juga menyampaikan tuntutan untuk meningkatkan gaji guru honorer yang saat ini tidak mencukupi bagi guru yang berstatus honorer. "Guru bukan lah beban negara, namun guru menciptakan generasi penerus yang mencerdaskan untuk membangun negeri ini agar lebih baik," katanya.

Sementara itu Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, mengapresiasi aksi damai yang dilakukan oleh para adik-adik mahasiswa. "Untuk menyampaikan pendapat di muka umum dijamin oleh undang-undang, siapa saja boleh menyampaikan pendapat asal jangan anarkis," kata.

Taufik berjanji akan berbenah untuk membangun Asahan, dimana nanti program yang akan dijalankan tetap pro terhadap masyarakat. "Kami akan terus melakukan membenahi program yang sudah kami laksanakan pro terhadap masyarakat Asahan," kata Taufik.

(ARI/DEL)

Baca Juga

Rekomendasi