Juli – Agustus, Baru 71.478 Ton Pupuk Bersubsidi Disalurkan

Juli – Agustus, Baru 71.478 Ton Pupuk Bersubsidi Disalurkan
Juli – Agustus, Baru 71.478 Ton Pupuk Bersubsidi Disalurkan (Analisadaily/Mulyadi Hutahaean)

Analisadaily.com, Medan – Penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani di Sumatera Utara (Sumut) baru mencapai 55 persen dari total alokasi kebutuhan. Pada periode Juli–Agustus 2025, pupuk yang telah tersalurkan tercatat 71.478 ton untuk jenis urea, NPK, NPK formula khusus, dan pupuk organik.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sapras) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Heru Suwondo, melalui Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Ahli Muda, Desa Mandasari, Kamis (11/9).

Desa Mandasari merinci, pada Juli 2025 penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 34.985,5 ton. Rinciannya, pupuk urea 15.191,80 ton, NPK 19.109,70 ton, NPK formula khusus 108 ton, dan pupuk organik 576 ton. Kabupaten dengan serapan tertinggi pupuk urea adalah Simalungun (2.058,55 ton), Dairi (1.982,20 ton), dan Deli Serdang (1.838,50 ton). Untuk NPK, serapan terbesar ada di Dairi (2.614 ton), Simalungun (2.515,45 ton), dan Deli Serdang (2.107,50 ton).

Pada Agustus 2025, penyaluran pupuk tercatat 36.493,3 ton, terdiri dari pupuk urea 15.290,05 ton, NPK 20.364,75 ton, NPK formula khusus 136,50 ton, dan pupuk organik 702 ton. Kabupaten Dairi kembali menjadi penerima tertinggi pupuk urea dengan 2.242,75 ton, disusul Karo (2.151,30 ton) dan Simalungun (2.029 ton). Sementara itu, untuk NPK serapan terbesar ada di Dairi (3.058,25 ton), Karo (2.809 ton), dan Simalungun (2.747,65 ton).

Dijelaskan, secara kumulatif, sejak Januari hingga Agustus 2025, penyaluran pupuk urea telah mencapai 115.542,75 ton dari alokasi kebutuhan 229.975 ton, atau sekitar 50,24 persen. Untuk pupuk NPK, realisasi mencapai 141.155,70 ton dari alokasi 256.166 ton, atau 55,10 persen.

Namun, penyaluran pupuk NPK formula khusus masih rendah, baru 925,4 ton dari alokasi 5.320 ton (17,69 persen). Begitu juga dengan pupuk organik yang baru tersalurkan 4.007 ton dari alokasi 46.045 ton, atau hanya 8,7 persen.

“Rendahnya serapan pupuk bersubsidi di tingkat petani terutama disebabkan daya beli masyarakat serta belum masuk musim tanam. Penyaluran diperkirakan meningkat pada akhir tahun, bersamaan dengan musim tanam Oktober–Maret,” ujar Desa Mandasari. (mul)

(NAI)

Baca Juga

Rekomendasi