Dosen Agribisnis ST Bhinneka Dorong Program Pekarangan Pangan Lestari Melalui Vertikultur

Dosen Agribisnis ST Bhinneka Dorong Program Pekarangan Pangan Lestari Melalui Vertikultur
Dosen Agribisnis ST Bhinneka saat melakukan PKM (Analisa/istimewa)

Analisadaily.com, Serdangbedagai - Di tengah semakin terbatasnya lahan pertanian, kreativitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga menjadi semakin penting.

Hal inilah yang mendorong tim dosen Agribisnis Universitas Satya Terra Bhinneka melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan memperkenalkan teknologi sederhana namun bermanfaat, yakni vertikultur.

Program ini berlangsung di Desa Rampah Estate, Kabupaten Serdang Bedagai, dengan dukungan Hibah Internal ST Bhinneka tahun anggaran 2025. Kegiatan diikuti oleh 15 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Rampah Estate, yang sehari-hari berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan keluarga di lingkungannya.

Tim pengabdian terdiri dari dua dosen prodi Agribisnis, yaitu Herlyna Novasari Siahaan, S.P., M.Sc dan Mia Wananda Varwasih, S.P., M.Si, serta melibatkan dua mahasiswa, Gita Amalia dan Heni Naura Putri Hendro. Kehadiran mahasiswa dalam kegiatan ini bukan hanya membantu pelaksanaan, tetapi juga menjadi ajang belajar langsung bagaimana teori pertanian berkelanjutan dapat diterapkan di masyarakat.

Tema kegiatan yang diusung adalah “Penerapan Pekarangan Pangan Lestari Melalui Vertikultur pada KWT Rampah Estate.” Kegiatan ini dirancang dalam dua tahap utama. Pertama, peserta mengikuti sosialisasi mengenai konsep vertikultur, manfaat yang bisa diperoleh, serta bagaimana sistem ini mendukung ketahanan pangan rumah tangga.

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pemasangan rakitan vertikultur. Suasana terlihat hangat dan penuh semangat ketika anggota KWT mencoba menyusun instalasi, mulai dari menyiapkan wadah, menanam sayuran, hingga menyusun sistem vertikal yang hemat lahan.

“Vertikultur merupakan metode sederhana yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat, bahkan di pekarangan yang sempit. Dengan cara ini, keluarga bisa menghasilkan sayuran sehat sendiri tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pasar,” ujar Herlyna Novasari Siahaan, salah satu dosen pelaksana.

Solusi Pangan di Lahan Terbatas

Metode vertikultur dinilai sangat relevan untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan yang dihadapi masyarakat desa maupun perkotaan. Sistem ini memungkinkan budidaya berbagai tanaman sayuran seperti kangkung, bayam, cabai, hingga selada dengan memanfaatkan ruang vertikal. Selain mudah dipelihara, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga sehari-hari.

Sejumlah anggota KWT Rampah Estate pun menyampaikan rasa antusiasme mereka. Menurut mereka, vertikultur bukan hanya menambah keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang usaha kecil di masa depan.

“Kalau hasil sayuran ini bagus, bisa juga dijual ke tetangga atau pasar kecil. Jadi selain untuk makan sendiri, ada tambahan penghasilan,” ungkap salah seorang peserta kegiatan dengan wajah tersenyum.

Harapan Keberlanjutan

Program pengabdian masyarakat ini diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan sosialisasi dan praktik, tetapi juga dapat ditindaklanjuti oleh KWT secara mandiri. Dengan semangat kebersamaan, vertikultur bisa menjadi bagian dari gerakan pekarangan pangan lestari di Desa Rampah Estate.

Tim dosen menyampaikan terima kasih kepada Universitas Satya Terra Bhinneka dan LPPM ST Bhinneka yang telah memberikan dukungan melalui hibah PKM internal 2025. “Kami berharap kegiatan ini menjadi awal yang baik agar masyarakat semakin peduli pada ketahanan pangan keluarga, sekaligus membuka peluang ekonomi baru,” tambah Herlyna selaku ketua Tim pengabdian

Dengan adanya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan kelompok wanita tani, Desa Rampah Estate berpotensi menjadi contoh desa yang mandiri pangan melalui pemanfaatan teknologi sederhana dan ramah lingkungan.

(NS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi