Strategi Pengelolaan Air Hujan melalui Sumur Laluan dan Pengelolaan Sampah sebagai Upaya Mitigasi Genangan Banjir untuk Keberlanjutan Lingkungan

Strategi Pengelolaan Air Hujan melalui Sumur Laluan dan Pengelolaan Sampah sebagai Upaya Mitigasi Genangan Banjir untuk Keberlanjutan Lingkungan
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ()

Universitas Sumatera Utara (USU) melalui tim dosen lintas disiplin dari Departemen Arsitektur, Biologi, dan Teknik Lingkungan telah berhasil melaksanakan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) 2025 di Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang. Program ini melibatkan Serikat Tolong Menolong (STM) Al-Muhtadun dan Kepala Lingkungan (Kepling) setempat sebagai mitra utama, dengan fokus pada upaya mitigasi banjir dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat, khususnya genangan banjir akibat sistem drainase yang kurang optimal serta pengelolaan sampah rumah tangga yang belum terintegrasi dengan baik. Permasalahan tersebut berdampak pada kesehatan, kenyamanan, serta aktivitas sosial warga. Melalui PKM 2025, USU berkomitmen menghadirkan solusi teknologi tepat guna sekaligus pendekatan edukatif partisipatif guna meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menjaga dan mengelola lingkungannya.

Menurut tim pelaksana, sumur laluan dengan kedalaman mencapai 10–12 meter yang langsung menembus lapisan akuifer berfungsi menyalurkan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi genangan banjir sekaligus menjaga cadangan air tanah saat musim kemarau. “Diharapkan dengan adanya sumur laluan ini, permasalahan banjir di Kota Medan dapat berkurang, dan pada saat kemarau, sumur ini juga bermanfaat sebagai cadangan air tanah,” ungkap Ir. Novrial, M.Eng, selaku dosen pelaksana.

Beliau menambahkan, teknologi sumur laluan sebelumnya telah diuji coba di beberapa lokasi, seperti di Jalan Ismailiyah Gang Buntu, Kelurahan Kota Matsum II, Kecamatan Medan Area pada tahun 2023. Hasil uji coba menunjukkan efektivitas tinggi, dengan kemampuan menyerap debit air hingga 2 liter per detik pada saat simulasi menggunakan mobil tangki. Oleh karena itu, teknologi ini dikenal juga dengan istilah vertical drain dan diharapkan dapat diterapkan secara luas di kawasan rawan banjir perkotaan.

Pelaksanaan PKM 2025 melibatkan berbagai tahapan strategis, mulai dari sosialisasi dan pelatihan, pembangunan sumur laluan, penyediaan fasilitas pemilahan sampah organik, anorganik, dan B3, hingga pendampingan serta evaluasi berkelanjutan. Selama kegiatan, masyarakat mendapatkan pelatihan mengenai fungsi sumur laluan dan teknik pemeliharaan, serta edukasi mengenai pemilahan sampah rumah tangga. Fasilitas berupa tempat sampah terpilah juga ditempatkan di titik-titik strategis untuk mendukung implementasi pengelolaan sampah yang lebih baik.

Tokoh masyarakat setempat menyampaikan apresiasi atas program ini, yang dinilai memberikan dampak positif terhadap upaya penanganan banjir dan peningkatan kualitas lingkungan. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan diperluas ke wilayah lain,” ujar salah seorang perwakilan warga.

Dengan keterlibatan aktif STM Al-Muhtadun, Kepling setempat, masyarakat, serta akademisi USU, kegiatan PKM 2025 diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Program ini juga mendukung pencapaian SDG 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta memperkuat implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya dalam keterlibatan mahasiswa di luar kampus.

Sebagai penutup, tim pelaksana menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USU atas dukungan dan pendanaan yang diberikan. Melalui sinergi ini, program PKM 2025 dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

(Adv)

Baca Juga

Rekomendasi