Polemik Musala di Eks Kampus ITM Berakhir Damai, Yayasan Janji Bangun Masjid Pengganti (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Konflik terkait pembongkaran sebuah musala di area eks Kampus Institut Teknologi Medan (ITM) akhirnya mencapai kesepakatan damai. Pemerintah Kecamatan Medan Kota, melalui Kelurahan Teladan Barat, telah memfasilitasi mediasi antara Yayasan Sosial Helvetia dan sejumlah organisasi kemasyarakatan untuk merespons isu yang berkembang dan menjaga situasi tetap kondusif.
Mediasi ini berlangsung di Aula Kecamatan Medan Kota, Selasa (23/9) dan dipimpin oleh Sekretaris Kecamatan Medan Kota, Endang Wastiani, dengan didampingi Lurah Teladan Barat, Juni Hardian. Pertemuan ini dihadiri juga oleh Ketua Yayasan Pendidikan Dwi Warna, Prof. Zainuddin, perwakilan Yayasan Sosial Helvetia, Faisal Saleh, serta sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Juni Hardian menjelaskan bahwa isu pembongkaran musala bermula dari informasi yang diterimanya melalui pesan singkat. Ia menegaskan pentingnya menjaga kenyamanan dan ketenteraman di kota Medan serta berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keberadaan musala tersebut.
"Kami tidak ingin ada polemik di Medan, karena kota ini harus kondusif, nyaman, dan tenteram. Saya baru tahu ada rumah ibadah di lokasi itu, karena selama tiga tahun menjabat, ITM tidak pernah tercatat menerima bantuan dari Pemerintah Kota Medan," jelasnya.
Prof. Zainuddin memberikan klarifikasi terkait musala yang dirobohkan, menjelaskan bahwa bangunan tersebut dibangun pada tahun 90-an dan tidak pernah digunakan untuk salat Jumat. Ia menyatakan bahwa pembongkaran dilakukan karena musala tidak memadai untuk menampung jumlah mahasiswa yang akan mengisi kampus baru.
"Kami berencana membangun masjid yang lebih besar di bagian depan kompleks," tambahnya.
Menanggapi kesalahpahaman ini, Prof. Zainuddin berjanji bahwa yayasan akan menandatangani jaminan untuk komitmen membangun masjid pengganti yang lebih besar dan dapat diakses oleh masyarakat umum.
Perwakilan Yayasan Sosial Helvetia, Faisal Saleh, menyatakan rasa puas atas hasil mediasi dan menekankan pentingnya pembangunan masjid yang lebih layak untuk menggantikan musala lama.
"Kami akan membangun masjid di depan karena musala sebelumnya memang sudah tidak layak ketika kampus itu pindah ke sana," kata Faisal.
Sekretaris Kecamatan Medan Kota, Endang Wastiani, mengungkapkan bahwa mediasi menghasilkan dua kesepakatan penting.
"Pertama, yayasan akan merelokasi bangunan musala ke lokasi yang sama, yang akan dijadikan masjid, dan kedua, tidak akan ada kegiatan pembangunan sebelum Persetujuan Bersyarat (PBG) dikeluarkan," terangnya.
Pertemuan ini mendapat sambutan baik dari semua pihak yang hadir, dengan harapan bahwa silaturahmi dan kerja sama akan terus terjalin untuk mengawal pembangunan rumah ibadah ini demi kepentingan masyarakat.
(JW/RZD)