Kreatif, Mahasiswa Kembangkan Boneka Talkie Buddy untuk Anak Telat Bicara

Kreatif, Mahasiswa Kembangkan Boneka Talkie Buddy untuk Anak Telat Bicara
Kreatif, Mahasiswa Kembangkan Boneka Talkie Buddy untuk Anak Telat Bicara (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Pemberian gawai kepada anak agar tetap tenang sering dijumpai. Namun, kebiasaan ini berpotensi mengurangi waktu berkomunikasi dengan anak dalam memberikan stimulus yang penting bagi tumbuh kembangnya (Nirmala & Hartono, 2023). Pada akhirnya, anak berisiko mengalami keterlambatan bicara.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat prevalensi keterlambatan berbicara saat ini mencapai 5–8% pada anak usia prasekolah. Hal ini diperkuat dengan penelitian tahun 2022 di sebuah rumah sakit, di mana dari 65 rekam medis anak usia 2–5 tahun, sebagian besar menunjukkan gejala speech delay.

Keterlambatan bicara atau speech delay merupakan salah satu gangguan pertumbuhan yang sering ditemukan pada anak usia prasekolah. Kondisi ini ditandai dengan kemampuan berbicara yang tidak sesuai dengan usianya, mulai dari keterbatasan kosakata, pelafalan tidak jelas, hingga kesulitan menyusun kalimat (Siti Aminah & Ratnawati, 2022). Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menghambat perkembangan sosial, emosional, dan akademik anak di masa depan.

Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan orang tua adalah rutin berbicara dengan anak sejak bayi, membacakan cerita sederhana, serta memperkenalkan kosakata melalui interaksi sehari-hari. Namun, pada praktiknya banyak orang tua terutama di perkotaan yang sibuk dengan pekerjaan sehingga interaksi semacam ini sering terabaikan.

Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi dan Informatika Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Kota Medan mengembangkan Talkie Buddy, boneka pintar berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Boneka ini dirancang sebagai alat bantu latihan bicara bagi anak dengan keterlambatan berbicara.

Tim pengembang yang diketuai oleh Desinta Yamasan Rusli bersama anggota Chintya Angel King, Charlene Silver, Selvy Alexandra, dan Priscilla, serta dibimbing oleh dosen pendamping Ade Maulana, S.Kom., M.T.I., telah mengimplementasikan teknologi IoT dan AI pada boneka interaktif yang mampu berkomunikasi dua arah, merespons suara anak secara adaptif, membacakan dongeng, dan menyanyikan lagu.

“Boneka ini kami rancang agar anak bisa lebih terlatih merespons dengan cara yang menyenangkan, sekaligus memperkaya kosakata mereka,” jelas Desinta, ketua tim pengembang, Kamis (25/9/2025).

Selain itu, tim juga mengembangkan aplikasi mobile pendamping yang memungkinkan orang tua memantau perkembangan berbicara anak secara langsung, sehingga orang tua tetap dapat terlibat meskipun memiliki kesibukan sehari-hari.

Program ini dijalankan sejak Juli hingga September 2025. Saat ini, boneka sudah dapat digunakan dan diuji coba secara terbatas, meskipun efektivitasnya seperti persentase pengurangan screentime atau peningkatan kosakata masih dalam tahap pengukuran lebih lanjut.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menghadirkan solusi berbasis teknologi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan inovasi digital guna mendukung tumbuh kembang anak, khususnya dalam aspek bahasa.

Harapannya, Talkie Buddy dapat menjadi salah satu langkah nyata untuk membantu anak dengan speech delay berkomunikasi lebih baik, sekaligus menciptakan generasi yang percaya diri dan siap menghadapi masa depan. Perkembangan program ini dapat diikuti melalui akun Instagram resmi @pkm_talkiebuddy.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi