Pemberdayaan Komunitas Perempuan Percut Sei Tuan dalam Duta Keseimbangan Lingkungan melalui Konsep EBSCO (Analisadaily/Istimewa)
Anaisadaily.com, Deliserdang - Lingkungan adalah anugerah Sang Maha Pencipta. Maka sepantasnyalah kita bersyukur dengan apa yang telah dititipkan Tuhan YME.
Fenomen lingkungan isu yang sangat hangat dan tetap menjadi perbincangan dimana saja bahkan seluruh dunia. Masalah lingkungan menjadi isu global. Sampah dan sanitasi yang pastinya berdampak pada kehidupan masyarakatnya.
Maka sebagai bentuk perhatian kita maka menjadi individu maupun komunitas yang ada di lapisan masyarakat.
Tim Pengabdian yakni para dosen UMSU yakni ketua Zuliana, S.Pd.I., M.Pd., Assoc. Prof. Dr. Muhammad Qorib, M.A. dari Fakultas Agama Islam dan dr. Des Suryani, M.Biomed dari Kedokteran beserta para mahasiswa/i yang didanai Kemendiktisaintek melaksanakan kegiatan.
Sebanyak 213 anggota yang berhadir yakni komunitas perempuan Percit Sei Tuan menjadi mitra PKM. Melalui Konsep EBSCO Perempuan Peduli Lingkungan, yang dilaksanakan di Aula MIS Aisyiyah, Jalan Mesjid No. 186 Pasar IX Bandar Khalifah tepat pada Jumat, 15 Agustus 2025.
EBSCO satu konsep peduli lingkungan, yang dalam hal ini pengabdian memberikan edukasi untuk memberdayakan perempuan sebagai komunitas yang berperan penting untuk bisa menjadi duta peduli lingkungan (dalang) EBSCO.
Dengan metode partisipatif diterpakan dalam 3 fase yakni Edukasi Kesadaran (petlatihan pengelolaan sampah terpadu, Fase kedua Aksi Cinta Lingkungan (pembentukan Bank Sampah Aisyiyah Percut dan produksi pupuk kompos dan eco-enzym sederhana dari limbah rumah tangga yakni sampah organik. Dan Fase yang terakhir Penguatan Optimisme (kewirausahaan hijau).
Edukasi ini sangat penting untuk memberikan pemahaman dan penguatan untuk menjadi perempuan yang dapat memahami dan menjalankan perannya untuk mampu menjadi agen perubahan dalam diri, keluarga dan masyarakat.
Menjadi perempuan yang tangguh, perempuan yang mampu berkontribusi memperkuat ekonomi dan mendidik anak-anak untuk peduli sejak dini disampaikan ketua sendiri.
Assoc. Prof. Dr. Muhammad Qorib pula memaparkan materinya bahwa kerusakan alam akibat mafsadat yang diciptakan manusia itu sendiri. Banyak individu masyarakat yang tidak sadar dan belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, karena dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bagi lingkungan dalam tatanan kehidupan.
“Saya mengimbau untuk terus jangan berhenti untuk tetap menjadi pribadi yang peduli,” sebutnya, dalam keterangan diperoleh Minggu (28/9/2025).
Cintai alam merupakan bukti iman kita kepada Allah SWT. Tuhan menitipkan kepada kita maka harus kita jaga amanah agar dapat dipertanggung jawabakan kepada Tuhan YME.
Penutup dari dr. Des Suyani, M.Biomed, dampak lingkungan bagi kesehatan, banyak sekali penyakit yang diakibatkan lingkungan yang tercemar, sesak nafas (ISPA), penyakit kulit, dan bisa penyakit menular nyamuk Malaria Aedes aegypt (DBD) dan penyakit yang sering diidap pasiennya adalah diare yang pastinya terkontaminasi bakteri yang dikonsumsi akibat makan dan minuman yang tidak higienis.
Dia juga memberikan pengarahan untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk menanam tanaman obat keluarga menjadi penanganan pertolongan pertama penyakit bagi anggota keluarga.
Semua peserta sangat senang dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi diri kami dan akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
(REL/RZD)