Pasca Operasi Bedah Otak Nadira di RSUP Adam Malik (Analisadaily/Mahjijah Chair Ozy)
Analisadaily.com, Medan - Seni Budiaseh, ibunda dari Nadira Roima Alfaini Harahap (10) pasien pengidap penyakit langka, Moya-Moya yang menjalani Cerebrovascular Bypass Surgery (operasi bedah otak) oleh tim dokter RSUP H Adam Malik bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Prof, Dr, dr Mahar Merdjono, Sabtu (27/9/2025) di RSUP H Adam Malik akhirnya bernafas lega.
Padahal, sebelumnya ibu dua anak ini sudah sempat merasakan hatinya hancur begitu mengetahui anaknya yang masih duduk di kelas IV SD ketika itu, menderita sakit langka, dan baru pertama kalinya mencuat di Sumatera Utara.
"Sekarang saya senang dan tidak bisa saya lukiskan dengan kata kata. Membayangkan dari awal kejadian sampai saat ini (pasca operasi), sepertinya ada hati yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata," ujar Seni Budiaseh lirih sambil menahan rasa haru dan air mata saat ditemui di ruang rawat inap Paviliun Lantai VII Kelas I RSUP H Adam malik, Rabu (1/10/2025)
Wanita berjilbab itu pun memuji pelayanan dan perawatan yang diberikan dokter maupun perawat di RSUP H Adam Malik luar biasa.
"Terima kasih kepada pihak RSUP H Adam Malik yang pelayanannya luar biasa," puji Seni Budiaseh yang mengaku sebenarnya merupakan peserta BPJS Kesehatan Kelas II namun mendapat "kehormatan" menikmati fasilitas Kelas I.
Setelah operasi, lanjut Seni Budiaseh, Nadira yang sehari hari dipanggil Oi dan senantiasa ceria itu, akan tetap dipantau oleh tim dokter RSUP H Adam Malik.
"Ke depannya akan ada MRI lagi untuk 3 bulan ke depan guna memantau perkembangan setelah operasi," cetusnya.
Di kesempatan itu, wanita berusia 40 tahun bersuamikan Salman Alfarizi Harahap yang menetap di Labuhanbatu, Aek Nabara, Kecamatan Pangkatan, Desa Perkebunan Pangkatan, Sumatera Utara itu mengisahkan kronologis penyebab anak keduanya itu terserang penyakit langka itu.
Awalnya, saat Nadira Roima usia lima tahun sering mengalami kebas (kesemutan) di tangan sebelah kirinya.
"Dan saya tidak tahu jika kebas-kebas itu menjadi awal mula penyakit Nadira," jelasnya.
Lalu, lanjutnya, mereka menanyakan sakit Nadira ke dokter yang bertugas di tempat kerja ayahnya yang merupakan karyawan di salah satu perusahaan kelapa sawit di Labuhanbatu. Dokter menyarankan agar Nadira dibawa ke rumah sakit yang lebih besar. Diagnosa sementara dokter di kantor suami, Nadira kekurangan zat besi.
"Lalu saya memberi sayur sayuran," ujarnya.
Lebih lanjut, Budiaseh mengatakan jika pasca-kejadian tersebut, Nadira tidak pernah lagi mengalami gejala kebas seperti di awal, hingga Nadira duduk di bangku kelas IV SD.
Alih-alih merasa sudah sembuh, saat memasuki akhir kelas IV SD, Nadira kembali mengalami kebas. Memasuki kelas V SD, keluhan Nadira bertambah, rasa sakitnya menyerang bagian leher.
"Saat anak saya pulang sekolah itulah, Nadira merasakan sakit di lehernya dan merasa tegang. Tidak lama setelahnya anak saya pingsan," tuturnya.
Nadira dilarikan RS terdekat, Rumah Sakit Umum Karya Bakti. Di sana, Nadira ditangani tim dokter dan menjalani pemeriksaan CT Scan.
"Dokter mengatakan jika, ada pecah pembuluh darah di otak Nadira. Dokter merujuk Nadira ke RSU Imelda," kata Budiaseh.
Di RS Imelda, Nadira dirawat 10 hari, dua hari di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU), enam hari di unit stroke dan ruang rawat inap biasa dua hari.
"Setelah opname di RS Imelda, saya menerima surat dari Dokter Spesialis Bedah Saraf RSU Imelda dan merujuk Nadira ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan untuk menemui seorang dokter bedah saraf dr. Muhammad Ari Irsyad, M.Ked, Sp.BS, FBSV,” bebernya.
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSUP Adam Malik
Singkat cerita, Budiaseh bersama anaknya kembali datang ke RSUP H Adam Malik pada, Jumat (15/8/2025) untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, dan Senin (25/8/2025), Nadira menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
"Rupanya Senin kemarin diberitahukan dokter kalau Nadira sudah dua kali pecah pembuluh darah di otaknya. Saat kecil memang sudah ada (pecah pembuluh darahnya), terus yang kejadian fatalnya di bulan Juli 2025," jelas Budiaseh.
Dan akhirnya, Sabtu (27/9/2025), Tim Dokter RSUP H Adam Malik bersama Tim Dokter Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono memulai proses operasi bypass pembuluh darah otak pertama di Sumatera Utara.
(MC/RZD)