5 Hari Pasca Bedah Otak, Perkembangan Nadira Luar Biasa

5 Hari Pasca Bedah Otak, Perkembangan Nadira Luar Biasa
5 Hari Pasca Bedah Otak, Perkembangan Nadira Luar Biasa (Analisadaily/Mahjijah Chair Ozy)

Analisasaily.com, Medan - Lima hari pasca operasi Cerebrovascular Bypass Surgery (operasi bedah otak) yang dijalani pasien penderita penyakit langka Moya-Moya (gangguan yang menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pada arteri besar di dasar otak, terutama arteri karotis), Nadira Roima Alfaini Harahap (10) di RSUP H Adam Malik Medan bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Prof, Dr, dr Mahar Mardjono perkembangannya sangat luar biasa.

Bahkan saat Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik dr. Otman Siregar, Sp.OT, Spine, MH didampingi Dokter Spesialis Bedah Saraf RS Adam Malik dr. Muhammad Ari Irsyad, M.Ked, Sp.BS, FBSV, Case Manager Lantai 7 Yunita, Kepala Ruangan Lantai 7 Sri Wulandari, staf Humas Ade dan Khairul mengunjungi Nadira yang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap Gedung Paviliun Lantai 7, kelas 1, Rabu (1/10/2025) wajah Nadira sangat sumringah dan tersenyum lepas.

Saat disapa, bocah kelas V SD yang kepalanya masih dibalut perban itu melemparkan senyum lebar ke arah rombongan yang menyapanya. Tidak lupa Nadira yang kesehariannya merupakan anak yang ceria, berterima kasih kepada para dokter yang sudah memberikan pertolongan kepadanya.

"Terima kasih dokter," ujarnya, dengan senyum lebar disambut tim dokter dengan senyum ramah.

Tim dokter memberikan kado sebuah tas dan boneka berwarna pink kepada Nadira yang didampingi ibunya Seni Budiaseh dan abang kandungnya.

Usai mengunjungi Nadira Direktur Medik dan Keperawatan RS Adam Malik dr. Otman Siregar, Sp.OT, Spine, MH kepada wartawan menyampaikan, pasca operasi di hari kelima, Nadira menunjukkan perkembangan yang luar biasa.

Dalam operasi besar itu tim dokter tidak menemukan kesulitan berarti, baik pada saat operasi maupun pasca operasinya. Dan menunjukan perbaikan yang signifikan. "Dalam 1 dua hari ke depan Nadira sudah diizinkan pulang," kata Otman.

Pasca operasi, lanjut Otman, Nadira sempat dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) dua malam. Lalu dipindahkan ke ruang perawatan biasa di Paviliun selama 3 hari. "Selesai operasi, pasien langsung sadar. Di ICU hanya untuk observasi secara ketat saja. Sebenarnya ke ruangan langsung juga bisa. Namun karena operasi ini cukup lama, ya kita observasi di ruang ICU," jelas Otman.

Setelah kembali ke rumah, Nadira akan tetap dikontrol oleh tim dokter RSUP H Adam Malik secara periodik untuk luka operasinya. "Dan 3 bulan ke depan kita akan lakukan pemeriksaan angiografi otak (pemeriksaan medis untuk melihat pembuluh darah di otak dengan sinar X dan kontras yang disuntik dengan kateter) untuk melihat graf yang disambungkan kemarin itu berfungsi baik atau bagaimana," jelas Otman.

Saat operasi, tim dokter membedah kepala. Jadi dilakukan bypass pembuluh darah di otak. "Dia ini mengalami penyakit Moya-Moya, ada kelainan pembuluh darahnya tersumbat di otak sehingga Nadira sering mengalami stroke berulang yang dibawa sejak lahir. Lalu dibuatlah jalan baru, membypass pembuluh darah yang tersumbat itu, dengan harapan pasien bisa kembali normal dan sehat," tegas Otman, kemudian menambahkan bahwa Nadira ini mengalami Stroke Iskemik (penyumbatan pembuluh otak) dan Stroke Hemoragik (pecah pembuluh otak).

"Bayangkan anak 10 tahun sudah 2 kali stroke, itu gimana. Strokenya karena 1 pecah dan 1 tersumbat, kenapa? Karena bentuknya yang tidak normal," katanya.

Jadi dengan teknologi operasi bypass sekarang ini, sehingga otak si anak dapat berkembang. Bayangkan jika ini tidak diperbaiki, mungkin setiap tahun dia stroke, lalu apa jadi sekolahnya, bagaimana dia menggapai cita-citanya.

Memang Moya-Moya ini penyakit langka tapi bukan tidak ada. Namun saya yakin dengan adanya kasus ini, dokter anak di daerah harus aware jika ada anak anak sering lupa, sering penurunan kesadaran.

Lalu dicek Moya-Moya, lalu dioperasi, inilah solusinya. Sama, di Jakarta juga begitu di RS PON. Semula tidak ada, namun sekarang begitu ada dokter ngantri 3 bukan untuk operasi. Meski langka, banyak pasien Moya-Moya ini. Kenapa banyak? Karena se-Indonesia.

Otman berharap ke depan, RSUP H Adam Malik bisa membuat centre yang bisa menangani kasus Moya-Moya sehingga pasien tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta.

dr. Muhammad Ari Irsyad, M.Ked, Sp.BS, FBSV menambahkan target pemerintah itu untuk rumah sakit vertikal, seperti RSUP H Adam Malik dan beberapa rumah sakit di Provinsi lainnya harus sudah bisa melakukan bypass. Tim dokter PON sebelumnya sempat ke Aceh, Yogyakarta, yang tujuannya memang supaya tindakan bypass otak ini bisa dilakukan di setiap provinsi.

"Jadi ada 1 rumah sakit vertikal di provinsi yang bisa menjadi centre untuk tindakan bypass otak ini sendiri," pungkasnya.

(MC/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi