Japorman: PDI Perjuangan Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri, Kita Tidak Tahu Siapa Kawan dan Lawan

Japorman: PDI Perjuangan Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri, Kita Tidak Tahu Siapa Kawan dan Lawan
Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumatera Utara, Japorman Saragih (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dinilai akan menghadapi tantangan yang sangat berat dalam Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Tahun 2029 mendatang.

Penilaian ini datang dari Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumatera Utara, Japorman Saragih, melalui siaran tertulis yang diterima Kamis (2/10/2025).

Japorman memprediksi munculnya kekuatan kapital dan oligarki yang bisa mengubah konstelasi demokrasi dan politik di Indonesia dan akan dimanfaatkan untuk mendukung sejumlah partai politik masuk ke Senayan dan memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres).

Meski demikian Japorman tetap optimistis praktik kapitalis oligarki tersebut tidak akan mengakibatkan kepercayaan rakyat terhadap Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan runtuh.

Sebab, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, soliditas partai tetap terjaga dan komit dengan perjuangan bersama wong cilik.

“Untuk menjawab tantangan besar itu tentu salah satu jawabannya adalah menghidupkan dan membangkitkan kembali semangat kerja sama, soliditas, ke gotong royongan, dan militansi seperti yang terjadi di Tahun 96-97,” kata Japorman Saragih.

Lebih jauh dikatakan Japorman, kesadaran akan semangat ke gotong royongan, soliditas, serta militansi di tahun 96-97 telah muncul secara alami baik di tingkat elit pusat hingga daerah.

Semangat inilah menurutnya yang harus dihidupkan dan lebih diorganisir untuk menjadi kekuatan di atas kaki sendiri bagi PDI Perjuangan.

Japorman mengingatkan kondisi di sekitar Tahun 96-97-98, dimana PDI Pro Mega berdiri yang kemudian menjadi PDI Perjuangan. Saat itu partai ini dianggap seperti penyakit kusta yang dijauhi banyak orang.

Hanya orang-orang pemberani, militan dan punya prinsip menegakkan demokrasi serta nilai-nilai kebenaran yang mau bergabung menjadi kader. Tidak takut dengan intimidasi, teror serta ancaman ditengah kuatnya kekuasaan orde baru.

Berdiri di atas kaki sendiri menurut Japorman adalah warisan dari Bung Karno yang telah teruji dan terus hidup dalam perjalanan perjuangan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Berdiri diatas kaki sendiri seharusnya juga menjadi pegangan dan panduan oleh pemimpin negara saat ini.

“PDI Perjuangan harus berdiri di atas kaki sendiri. Karena kita saat ini tidak tahu siapa kawan dan lawan. Tidak tau siapa berbuat apa dan untuk siapa,” tegasnya.

Di tengah kondisi negara yang saat ini sedang tidak baik-baik saja, Japorman berharap seluruh kader menyatukan potensi dan satu komando, agar kader pejuang dengan rekam jejak militansi yang sudah teruji menjadi pimpinan-pimpinan partai.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi