Mahasiswa Turun ke Jalan Tuntut Atasi Kelangkaan Gas LPG di Kepulauan Nias

Mahasiswa Turun ke Jalan Tuntut Atasi Kelangkaan Gas LPG di Kepulauan Nias
Mahasiswa Turun ke Jalan Tuntut Atasi Kelangkaan Gas LPG di Kepulauan Nias (Analisadaily/istimewa)

Analisadaily.com, Gunungsitoli - Kelangkaan gas LPG 3 kg yang semakin meresahkan masyarakat Kepulauan Nias memicu aksi turun ke jalan oleh Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Universitas Nias.

Aksi demonstrasi yang digelar di Kota Gunungsitoli ini menjadi bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kesulitan rakyat dalam memenuhi kebutuhan pokok energi rumah tangga, Jumat (3/10/2025)

Dalam orasinya, Ketua BEM Universitas Nias, Frengki F. Gulo, menyampaikan bahwa aksi ini lahir dari hati nurani mahasiswa dan jeritan rakyat kecil yang terdampak langsung oleh kelangkaan gas bersubsidi tersebut.

"Kelangkaan gas LPG 3 kg telah memukul langsung kehidupan masyarakat. Banyak ibu rumah tangga yang menahan sedih dan air mata karena anak-anaknya harus menahan lapar. Percikan api di dapur padam karena gas langka. Ini bukan isu biasa, ini kebutuhan primer rakyat,” tegas Frengki di hadapan massa aksi.

Ratusan mahasiswa memulai aksi damai mereka dengan menyambangi kantor PT Pertamina Gunungsitoli, yang dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam distribusi gas LPG. Selanjutnya, massa bergerak menuju Kantor Wali Kota Gunungsitoli untuk mendesak pemerintah daerah segera turun tangan menyelesaikan krisis gas ini.

Dalam tuntutannya, mahasiswa mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum agar segera memberantas praktik mafia gas, serta mengambil langkah konkret dan tegas dalam menjamin ketersediaan gas LPG 3 kg di Kepulauan Nias.

Di tengah aksi, Frengki juga menyampaikan imbauan kepada aparat kepolisian yang mengawal jalannya demonstrasi agar bertindak profesional dan tidak represif.

"Kami datang untuk menyuarakan kepentingan rakyat. Jangan lukai saudara-saudara kami, jangan pukul rekan seperjuangan saya. Benturan yang terjadi hari ini saya harap ada penyelesaian dan tidak terulang kembali. Mari kita kawal aksi ini bersama demi kemaslahatan masyarakat,” ujarnya.

Aksi mahasiswa ini pun mendapat perhatian dari sejumlah warga yang turut bergabung dan menyuarakan keluhan serupa. Mereka berharap, melalui tekanan publik ini, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait segera melakukan langkah nyata agar gas LPG 3 kg kembali tersedia dan dapat diakses dengan harga yang wajar oleh masyarakat kecil.

Kondisi kelangkaan gas LPG 3 kg di Kepulauan Nias telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir. Sejumlah warga mengaku kesulitan mendapat tabung gas, bahkan di beberapa tempat harga melambung tinggi hingga dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET).

Aksi ini diharapkan menjadi titik balik bagi pemerintah dalam menangani persoalan distribusi energi bersubsidi, agar “dapur rakyat kembali menyala dan kebutuhan pokok rakyat terpenuhi. (PG)

(WITA)

Baca Juga

Rekomendasi