Lagi, Warga Deliserdang Dipatuk Ular Kobra saat Sedang Tidur di Rumah (Analisadaily/Mahjijah Chair)
Analisadaily.com, Medan – Serangan ular Kobra terhadap warga kembali terjadi. Kali ini, Hermanus Hasugian (43) warga Desa Negara Beringin, Dusun I Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir, Kabupaten Deliserdang, dipatok Ular Kobra saat sedang tidur di rumahnya.
"Sekira jam 3.00 WIB atau jam 04.00 WIB kejadiannya. Saat tidur, tidak tahu dari mana datangnya ular itu. Saya merasa kaki saya dingin, lalu kelingking kaki kanan saya dipatuk. Lalu saya cari, rupanya ular Kobra, langsung saja bunuh," jelas Hermanus, didampingi istrinya saat dijumpai di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUPH Adam Malik, Selasa (7/10/2025).
Hermanus sangat yakin jika yang mematuknya merupakan ular Kobra yang sangat berbisa. "Saya nampak ularnya, di dekat kepalanya berwarna putih, badannya hitam," kata Hermanus, sehari-hari bekerja sebagai buruh kebun.
Setelah dipatuk, Hermanus langsung mengikat pergelangan kakinya dengan menggunakan karet gelang agar kemungkinan racunnya tidak lekas menyebar.
Hermanus lalu dibawa ke klinik terdekat, namun pihak klinik hanya menyuntikan obat pereda nyeri dan menyarankan agar Hermanus berobat ke RS Sembiring Deli Tua.
"Sampai di Sembiring pun tidak ada obat. Lalu disarankan ke RSUPH Adam Malik. Tiba di Adam Malik sekira pukul setengah enam pagi," papar Hermanus, kemudian menambahkan jarak pasca dipatuk ular hingga ke RSUPH Adam Malik 1,5 jam.
Setelah dipatuk, Hermanus merasakan kebas, dan nyeri di bagian kaki sebelah kanan. "Meski sudah disuntikan anti nyeri di klinik hanya berpengaruh sedikit. Dan sampai sekarang masih nyeri," ujar Hermanus ayah 3 anak itu.
Terkait keberadaan ular tersebut, Hermanus yakin jika Kobra itu berasal dari belakang rumahnya. Hanya berjarak 20 sampai 30 meter dari kediamannya di bawahnya semak dan sawah sudah terbengkalai.
Selain itu, di samping rumahnya juga ada rumah kosong ditumbuhi semak setinggi setengah meter. "50 persen ular itu pasti berasal dari daerah belakang rumah itu," cetus Hermanus dengan nada yakin.
Terkait Anti Bisa Ular (ABU) untuk para pasien digigit ular, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Faisal Hasrimi mengatakan bahwa distribusi ABU dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
"Seperti RSUPH Adam Malik, mereka mengambil serumnya ke Dinas Kesehatan Sumut. Dan ABU ini banyak jenisnya tergantung ular yang mematuk korbannya. Kita menerima ABU dari pusat hanya berupa barang, bukan anggaran," tegas Hasrimi.
Dengan dipatuknya Hermanus Siagian, jumlah korban dipatuk ular yang sebelumnya tercatat 57 orang bertambah menjadi 58 orang. Satu di antara jumlah tersebut meninggal 1 orang.
Untuk lebih jelasnya, rincian korban dipatuk ular yakni, dari Medan 18 orang, Deli Serdang 18 orang, Langkat 7 orang, Serdang Bedagai 5 orang, Simalungun 4 orang, Dairi 3 orang, Batubara dan Tanjung Balai masing-masing 1 orang.
Sementara itu, dr Franciscus Ginting SpPD, KPTI, PhD berpesan bagi warga yang menjadi korban dipatuk ular sebaiknya langsung ke RSUPH Adam Malik. Sebab, masih banyak yang belum paham bagaimana penanganan pasien dipatuk ular.
"Kita selalu berkolaborasi dengan ahli gigitan ular Indonesia dr Tri. Selain itu, rumah sakit ini juga menyediakan ABU melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara," pungkasnya.
(MC/RZD)