Kepala Bapenda Medan, M. Agha Novrian menjelaskan bahwa dari 11 potensi pajak yang ada, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) tetap menjadi dua sumber pajak utama yang diandalkan.

"Target keseluruhan dua jenis pajak ini masih menjadi primadona dan diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir tahun," tuturnya, Kamis (9/10).

Menjelang triwulan akhir tahun, Bapenda Medan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target yang ditetapkan. Agha menjelaskan, pihaknya akan lebih memfokuskan perhatian pada potensi pajak PBB yang besar.

Dalam upaya penagihan pajak yang menunggak, Bapenda Medan membentuk Tim Tunggakan Pajak Daerah, yang terdiri dari unsur Kepolisian, Kejaksaan, TNI, Satpol PP, dan pegawai Bapenda. Tim ini beroperasi secara aktif selama seminggu, menargetkan minimal dua titik lokasi pelanggaran pajak, seperti hotel-hotel yang menunggak.

"Tim ini langsung mendatangi wajib pajak untuk melaksanakan prosedur penagihan," kata Agha. Selain itu, Bapenda juga mengoptimalkan Unit Pelayanan Teknis (UPT) untuk berkolaborasi dengan Camat, Lurah, dan Kepala Lingkungan dalam memberikan himbauan kepada masyarakat agar membayar pajak tepat waktu.

Agha menambahkan bahwa terdapat kendala dalam mengenali pemilik objek tanah yang tidak diketahui, seringkali pemiliknya berada di luar kota.

"Tipe wajib pajak bervariasi; ada yang sudah sadar untuk membayar pajak, sementara yang lain perlu diingatkan terlebih dahulu," imbuhnya.

Meskipun Bapenda Medan menghadapi berbagai tantangan dalam memungut dan menghimbau pajak, Agha menegaskan komitmennya untuk menerapkan berbagai langkah strategis dan inovasi. Dia berharap, dengan upaya tersebut, capaian pajak daerah dapat terus meningkat dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

"Kami akan terus berusaha agar target pajak tercapai dengan langkah-langkah yang tepat," pungkasnya.

(JW/RZD)