Berselang 2 Hari, Korban Patuk Ular Dilarikan ke RSUPH Adam Malik

Berselang 2 Hari, Korban Patuk Ular Dilarikan ke RSUPH Adam Malik
Muhammad Riski korban dipatuk ular ditemani ibundanya dan perawat RSUPH Adam Malik Yulita (tengah) (Analisadaily/Mahjijah Chair)

Analisadaily.com, Medan - Hanya berselang dua hari, RSUPH Adam Malik kembali menerima pasien dipatuk ular, Kamis (9/10/2025) malam. Adalah Muhammad Rizki (24) warga Dusun 1 Pondok Silebo-Lebo, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang menjadi korban ke 58 digigit ular yang diduga ular Kobra.

Malam itu, sekira pukul 21.00 WIB, usai makan malam di mes tempat Rizki tinggal di kawasan peternakan ayam, tempatnya bekerja, tepatnya, di Desa Lau Serini, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deliserdang, anak keempat dari enam bersaudara itu memberi ayam makan.

Lalu dia membersihkan parit tidak jauh dari kandang ayam yang dikelilingi tanaman kelapa sawit tersebut. "Saya membersihkan parit karena ada sampah yang menyebabkan air di parit itu tersumbat," ujar Rizki saat ditemui di Ruang R4 RSUPH Adam Malik yang ditemani ibunya dan didampingi perawat pelaksana Yulita Kudadiri, Sabtu (11/10/2025).

Setelah parit bersih, Riski berniat pulang. "Saat berbalik itulah betis kiri saya dipatuk ular," cetus Riski.

Sayangnya, Riski yang pada saat kejadian hanya memakai sandal itu, tidak sempat melihat secara detail jenis ular yang mematuknya. "Tidak kelihatan ular yang mematuk. Karena saya hanya bawa senter mancis (pemantik api), cahaya saat itu remang-remang," jelasnya.

Begitu dipatuk, Riski lari mencari alat untuk mengikat area betis yang dipatuk ular, agar bisanya tidak lekas menjalar. Usai diikat, Riski langsung menyedot luka bekas gigitan itu. Kemudian Riski minta tolong ke tetangga terdekat untuk membantu. Namun tidak ada satu pun tetangga yang keluar menolongnya.

"Lalu saya lari ke rumah Pak Kades. Dan Pak Kades Surya Tarigan yang membantu membawa saya ke RSUPH Adam Malik," ujar Riski yang saat ditemui wajahnya masih terlihat pucat dan lesu.

Meski tidak sempat melihat secara detail, sekilas ular yang mematuk Riski diperkirakan sebesar jempol kaki Riski. Warnanya hanya sekilas terlihat ada hitamnya, ada belang seperti batik. "Saat terpijak saya, ularnya sempat berdiri dan langsung mematuk betis sebelah kiri saya," ujarnya.

Ibunda Riski menambahkan kalau Riski itu bekerja di peternakan ayam milik Badan Usaha Desa yang ditanggungjawabi oleh Kepala Desa. "Saya tahu Riski dipatuk ular dari pengawas yang menelepon," ujar ibunya. Selanjutnya Riski diboyong menggunakan ambulans desa.

"Sekarang kan setiap desa memiliki ambulans, makanya Riski segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans itu. Kalau saja tidak segera dibawa ke rumah sakit karena menunggu kami, sudah pasti Riski tidak akan tertolong lagi," jelas Ibu Riski.

Sampai saat ini jumlah pasien dipatuk ular yang sempat menjalani rawat inap di RSUPH Adam Malik bertambah kembali menjadi 58 orang. Dengan rincian korban dipatuk ular yakni, dari Deliserdang 19 orang, Medan 18 orang, Langkat 7 orang, Serdang Bedagai 5 orang, Simalungun 4 orang, Dairi 3 orang, Batubara dan Tanjung Balai masing-masing 1 orang. Dari jumlah tersebut, yang meninggal dunia satu orang, 57 selamat.

Terpisah, dr Franciscus Ginting SpPD, KPTI, PhD yang sering menangani pasien dipatuk ular di RSUPH Adam Malik senantiasa mengingatkan, sebagai penanganan awal bagi pasien yang sempat digigit ular, lakukanlah pemasang bidai di area yang dekat dengan bekas luka gigitan ular.

"Lalu bawa ke RSUPH Adam Malik secepatnya. Karena belum banyak yang paham terkait gigitan ular ini. Kita selalu berkolabarasi dengan ahli gigitan ular indonesia, yaitu dr Tri termasuk upaya meningkatkan pencatatan pelaporan yang selama ini tidak ada," pungkasnya.

(MC/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi