40 Tahun Kesulitan Mengairi Sawah, Petani Langkat Minta Pemerintah Bangun Irigasi Memadai

40 Tahun Kesulitan Mengairi Sawah, Petani Langkat Minta Pemerintah Bangun Irigasi Memadai
40 Tahun Kesulitan Mengairi Sawah, Petani Langkat Minta Pemerintah Bangun Irigasi Memadai (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Langkat - Masyarakat Desa Kebun Kelapa Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang sebagian besar berprofesi sebagai petani padi sejak 40 tahun belakangan hingga saat ini sering mengalami kendala untuk mengairi lahan sawah mereka.

Meski dalam rentang waktu empat dekade tersebut pemerintah pernah membangun fasilitas irigasi, namun hal itu tidak terlalu berdampak signifikan karena irigasi yang dibangun dinilai tidak memadai.

Abdi Mulyo, salah seorang petani mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah, para petani harus menggunakan mesin pompa air karena irigasi yang ada pada saat ini permukaannya terlalu rendah dan tidak mengalir ke sawah mereka. Hal ini cukup membebani masyarakat karena harus mengeluarkan biaya ekstra demi bisa mengairi sawah mereka.

Begitupun kata Abdi, kualitas airnya juga tidak bagus karena berasal dari tadah hujan dan bukan berasal dari sumber mata air atau sungai yang memiliki kualitas air yang baik untuk pertanian.

"Kami harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus menggunakan pompa air untuk mengairi sawah. Itupun kualitas airnya tidak bagus, payau dan PH-nya tinggi," jelasnya pada saat diskusi bersama Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA Indonesia) di saung kelompok tadi yang berada di area persawahan Desa Kebun Kelapa pada Kamis (9/10/2025).

Terkait persoalan ini, Pengurus BITRA Indonesia Iswan Kaputra mengatakan, pihaknya telah terjun secara langsung untuk melakukan pendampingan dan advokasi serta beberapa kali melakukan pembahasan dengan masyarakat hingga melibatkan pihak dari Kecamatan Secanggang, Dinas PUPR dan Pertanian Kabupaten Langkat serta BWS Provinsi Sumatera Utara.

Dari hasil pembahasan tersebut diambil kesimpulan bahwasanya masyarakat membutuhkan adanya pembangunan saluran irigasi yang baru yang memadai di mana airnya langsung bersumber dari Sungai Wampu yang berjarak sekitar 1,1 km dari areal sawah.

Kesimpulan ini diambil mengingat selain ketersedian air yang terus terjamin, kualitas air yang tersedia juga baik untuk lahan pertanian.

"Kita mengupayakan melalui pemerintah untuk dilakukan pembangunan saluran irigasi yang baru dan memadai di mana airnya itu berasal dari Sungai Wampu dan di buat dengan ketinggian lima sampai enam meter sehingga distribusinya efektif dan bisa mengairi seluruh lahan persawahan yang berjumlah 1.080 hektar," sebutan Iswan.

Lahan sawah seluas 1.080 hektare tersebut berada secara administratif berada di 4 Desa yaitu, Desa Kebun Kelapa, Desa Sungai Ular, Desa Hinai Kiri dan Tanjung Ibus

Iswan menegaskan hal ini merupakan satu-satunya solusi yang dapat mengatasi persoalan yang dihadap petani terkait pengairan untuk lahan persawahan mereka. Karena jika tidak begitu, petani akan semakin sering mengalami kerugian bahkan tidak jarang juga diantara mereka yang mengalami gagal panen akibat persoalan tersebut.

"Saya sangat khawatir dan pesimis kalau permohonan masyarakat ini, yang dikaji secara mendalam dan partisipatif ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar swasembada pangan yang digaungkan pemerintah itu hanya menjadi cerita di media saja," tegasnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi