Manaek Hutasoit Minta Pemerintah Melindungi Petani

Manaek Hutasoit Minta Pemerintah Melindungi Petani
Manaek Hutasoit Minta Pemerintah Melindungi Petani (analisadalily/zulnaidi)

Analisadaily.com, Medan - Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara dari Daerah Pemilihan (Dapil) 9, Manaek Hutasoit, menyoroti secara tajam persoalan yang dihadapi para petani di wilayah Tapanuli dan sekitarnya. Dalam kunjungan kerjanya baru-baru ini, ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan keberlangsungan produksi pertanian, terutama komoditas strategis seperti cabai.

“Petani kita sekarang tidak hanya menghadapi cuaca ekstrem seperti kemarau panjang, tetapi juga permainan harga di pasar. Kalau harga cabai bisa jatuh ke Rp8.000 atau Rp10.000 per kilogram, bagaimana mereka bisa hidup? Padahal hampir 90% masyarakat di dapil kami adalah petani,” ujar Manaek dengan nada prihatin.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini banyak lahan pertanian di Tapanuli mengalami penurunan produktivitas karena kerusakan unsur hara tanah. Untuk itu, ia mendorong agar pemerintah segera menurunkan tim ahli tanah ke daerah-daerah terdampak untuk melakukan pengujian pH dan kesehatan tanah.

“Kita tidak bisa terus-terusan biarkan petani bekerja tanpa jaminan. Pemerintah harus hadir dengan strategi yang berpihak, termasuk membentuk sistem penyangga harga. Jangan hanya intervensi saat harga tinggi saja,” tambahnya.

Manaek Hutasoit juga meminta agar distribusi pupuk dan pestisida diawasi ketat agar tidak terjadi kelangkaan dan penyalahgunaan. Ia menegaskan bahwa upaya peningkatan hasil produksi tidak akan berhasil jika petani masih kesulitan mengakses sarana produksi yang layak dan terjangkau.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat tani untuk merumuskan kebijakan yang berkelanjutan.

“Kita butuh sistem penyangga yang jelas. Misalnya saat panen raya, pemerintah harus membeli hasil petani dengan harga pantas agar tidak rugi. Bangun juga infrastruktur seperti jalan usaha tani dan gudang penyimpanan,” katanya.

Soal kenaikan harga, Ia tidak serta merta menyalahkan adanya permainan tengkulak dan spekulan yang kerap memainkan harga di tingkat pasar. "Mungkin ada permainan dari hulu ke hilir. Dari kampung harga Rp70.000 per kg, sampai ke kota bisa Rp100.000. Ini jelas merugikan petani walaupun dalam perhitungan masih dibolehkan karena ada selisih harga karena barang yang susut atau busuk," jelasnya.

Sebagai solusi, Manaek mendorong pembentukan kelompok tani binaan dan sentra distribusi hasil pertanian yang benar-benar dijalankan secara serius, bukan hanya sebagai program seremonial.

“Petani kita tidak butuh janji, mereka butuh kepastian. Jangan sampai anggaran habis hanya untuk program tanpa hasil. Fokuslah ke hal-hal nyata: jalan tani, bibit unggul, pupuk tersedia, dan harga stabil,” tegas politisi senior Partai Golkar ini

Dengan semangat membela kepentingan petani, Manaek Hutasoit berkomitmen akan terus mengawal kebijakan pertanian di DPRD Sumut, dan memastikan suara petani dari Dapil 9 tidak tenggelam di tengah derasnya arus kepentingan.

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi