Hendra Cipta: Menyalakan Kembali Api Kemandirian Umat di Usia 120 Tahun Syarikat Islam (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Langit Medan tampak bersahabat pagi itu, ketika halaman Kantor Gubernur Sumatera Utara dipenuhi langkah-langkah yang membawa semangat lama, semangat kemandirian umat.
Di Aula Raja Inal Siregar, Sabtu (25/10), peringatan Milad ke-120 Syarikat Islam berlangsung khidmat. Tak sekadar perayaan usia, tetapi momentum menyalakan kembali api perjuangan yang diwariskan para pendiri bangsa.
Di antara tokoh dan tamu undangan yang hadir, sosok Hendra Cipta, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Syarikat Islam Sumatera Utara, menjadi pusat perhatian.
Dengan suara tenang namun berdaya, ia berbicara bukan sekadar sebagai politisi, melainkan sebagai murid sejarah yang memahami hakikat perjuangan Syarikat Islam, ekonomi umat yang mandiri.
“Kemandirian ekonomi adalah bagian dari martabat umat. Jika ekonomi kita lemah, maka goyahlah pilar kemerdekaan itu sendiri,” ujar Hendra di hadapan para hadirin.
Hendra Cipta, yang kini juga duduk di kursi DPRD Sumut, menegaskan bahwa Syarikat Islam (SI) harus kembali ke akar perjuangannya memberdayakan ekonomi rakyat dari bawah, dari pasar hingga pesantren, dari wirausaha kecil hingga koperasi umat.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, turut memberikan sambutan. Ia menilai bahwa kiprah panjang Syarikat Islam selama lebih dari satu abad merupakan bukti nyata peran umat Islam dalam membangun bangsa.
“Umat yang kuat adalah umat yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, terutama dalam ekonomi,” ujar Bobby, yang disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara itu, Ketua Panitia Hamdan Manurung menyampaikan sejumlah program nyata yang telah dijalankan Syarikat Islam Sumut, termasuk kerja sama dengan BAZNAS dan Pimpinan Pusat Syarikat Islam dalam penyaluran beasiswa pendidikan untuk mahasiswa berprestasi.
Bagi Hendra Cipta, langkah-langkah semacam itu adalah bukti bahwa perjuangan Syarikat Islam belum berhenti.
Ia memandang organisasi ini bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan medan pengabdian untuk membentuk generasi baru yang berdaya secara intelektual dan ekonomi.
“Syarikat Islam adalah rumah ide dan amal. Di dalamnya ada sejarah, ada doa, dan ada kerja keras umat yang ingin berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar,” tutur Hendra dengan tatapan teduh.
Ketika acara ditutup dengan doa, Hendra tampak berdiri agak di belakang, menyalami para kader muda satu per satu. Barangkali di benaknya, ia sedang membayangkan kembali cita-cita awal Syarikat Islam sebuah cita-cita sederhana namun agung, menjadikan ekonomi umat sebagai jalan menuju kemuliaan bangsa.
Di usia 120 tahun, semangat itu belum padam. Dan di Sumatera Utara, bara itu kini menyala kembali di tangan seorang Hendra Cipta.
(RRS/RZD)