Analisadaily.com, Medan-Presiden Prabowo telah menegaskan pentingnya keberadaan lulusan Jurusan Pengairan dan bidang Ilmu Hidrologi dalam menghadapi tantangan krisis air di Indonesia. Presiden juga meminta Menteri Dikti dan Sains supaya mempelajari prodi di sejumlah universitas di Indonesia terkait kecukupan mempelajari air.
Hal ini disampaikan presiden dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (20/10) yang disiarkan secara daring.
Demikian Ketua Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia(PII) Kota Medan Ir Malik Assalih Harahap, ST, MM, IPM, ASEAN Eng di Medan, Minggu (26/10).
Dikatakannya, berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang KeInsinyuran Persatuan Insinyur Indonesia (PII) merupakan organisasi wadah berhimpunnya insinyur yang melaksanakan penyelenggaraan keinsinyuran di Indonesia.
"Insinyur juga seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang ke insinyuran," ungkapnya sembari menyampaikan PII juga merupakan organisasi profesi dan mandatory dari UU No 11 Tahun 2014 tentang ke insiyuran.
Maka dari itu, lanjutnya, apa yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo dalam Ketahanan Air harus didukung para insinyur khususnya Jurusan Insinyur Teknik Sipil atau Teknik Pengairan.
Lebih lanjut, Malik Harahap yang alumni Teknik Sipil USU 1995 dan PS PPI USU 2021 mengatakan ketahanan air yakni kemampuan untuk memastikan ketersedian air berkualitas yang cukup untuk kebutuhan hidup dan pembangunan secara berkelanjutan. Ketahanan air juga mengelola resiko yang berkaitan dengan air seperti kekeringan dan banjir dan berdasarkan UU nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air di mana ketahanan air dalam konteks pengelolaan sumberdaya air.
"Ada lima aspek yang penting yaitu Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, Pengendalian Daya Rusak Air, Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Peran Serta Masyarakat," tegas Malik Harahap.
Lebih lanjut ia mengajak para insinyur yang telah bergabung dengan Persatuan Insinyur Indonesia(PII) Kota Medan yang sekarang anggotanya sudah hampir 1800 orang.
Ia mengajak mendukung Program Prioritas Presiden tersebut dengan memberi masukan, saran dan pertimbangan kepada pemerintah Kota Medan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat tentang Ketahanan Air.
Ia memang mengakui Negara Indonesia masih surplus Air.
"Tetapi kalau tidak di kelola dengan benar akan menimbulkan resiko seperti kekeringan, kualitas sir dan banjir bahkan Indonesia diperkirakan akan menghadapi krisis Air pada tahun 2030 terutama didaerah padat penduduk seperti jawa dan bali,secara global diperkirakan permintaan Air bersih akan melebihi pasokan hingga 40% pada tahun 2030," ujar Malik Harahap yang juga Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia(PP PII) di Jakarta.
Malik Harahap menambahkan cakupan keinsinyuran berdasarkan UU No 11 Tahun 2014 pasal 5 ayat (1) Keinsinyuran mencakup disiplin Teknik, Kebumian dan Energi Rerekayasa sipil dan lingkungan terbangun Industri korservasi dan pengelolaan sumber daya Alam, Pertanian dan hasil pertanian, eknologi kelautan dan perkapalan geronotika dan astronotika.
Keinsinyuran mencakup bidang pendidikan dan pelatihan teknik/teknologi. Penelitian,pengembangan,pengkajian dan komersialisasi, konsultansi, rancang bangun dan konstruksi. Teknik dan manejemen industri, manufaktur, pengolahan dan proses produk.
Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral, penggalian, penanaman, peningkatan dan pemuliaan sumber daya alami. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian dan pemeliharaan aset. Malik Harahap berharap para insinyur terus mendukung Program Pemerintah khususnya yang berkaitan Profesi Insinyur seperti swasembada pangan, perumahan, irigasi, hilirisasi dan industrialisasi serta infrastruktur lainnya dan siap bermitra dengan pemerintah.











