Wakil Bupati Dairi Wahyu Sagala dan Ketua DPRD Sabam Sibarani menyambut kedatangan peserta Pesta Njuah-Njuah di Sidikalang, Rabu (29/10) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Sidikalang - Wakil Bupati Kabupaten Dairi, Wahyu Daniel Sagala membuka genda tahunan, Pesta Budaya Njuah-Njuah di Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang, Rabu (29/10).
Catatan wartawan, ini adalah kali pertama kepala daerah tidak menghadiri acara pembukaan sejak dihelat di era Bupati MP Tumanggor 20 tahun lalu.
“Bupati ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan,” ujar Wahyu.
Acara ditandai penyambutan karnaval sejumlah kontingan. Diantaranya rombongan organisasi pemerintah daerah (OPD), desa dan sekolah. Mereka mengenakan pakaian khas berwarna hitam.
Karnaval mengambil start di depan Kantor Bupati dilepas Asisten Pemerintahan Umum, Oloan Hasugian. Peserta acara membawa ragam buah dan hasil pertanian.
“Kami membawa tomat hasil panen Bumdes,” kata Kepala Desa Sitinjo 2 Kecamatan Sitinjo, Umum Sukarjo Bako.
Sementara itu, Dinas Pertanian menyuguhkan menu ‘pelleng’, menu khas makanan suku Pakpak.
“Kami membawa pelleng,” ujar Kadis Pertanian, Robot Manullang.
Pidato tertulis Bupati dibacakan Wahyu. “Melalui Pesta Budaya Njuah-Njuah, saya mengajak seluruh masyarakat Dairi untuk terus menjaga, merawat dan melestarikan budaya Pakpak,” pinta Vickner.
Diterangkan, Pesta Budaya Njuah-Njuah bukan sekedar perayaan tahunan. Ini adalah cermin rasa syukur dan kebanggaan kita terhadap warisan leluhur. Budaya Pakpak penuh makna, sarat nilai dan menjadi jati diri masyarakat Dairi.
Dijelaskan, tahun ini, agenda mengusung tema, Sada Kata Dok Partedddung, Ulang Mo Berkessen Tanduk. Seia sekata tanpa ada saling kemunapikan dan hasilnya berkat melimpah Vickner menyebut, bukan hanya sekedar musyawarah untuk mufakat, tapi seutuhnya lahir batin bersih bersatu. Tema ini sangat relevan dengan kondisi kita hari ini.
“Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, kekuatan terbesar kita sebagai orang Dairi adalah persatuan dan gotong royong,” kata Vickner.
Kebudayaan adalah jiwa pembangunan, kata Vickner. Tanpa budaya, pembangunan hanya akan menghasilkan kemajuan fisik, tetapi kehilangan makna dan identitas.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Rahmat Syah Munthe menyampaikan kegiatan tersebut telah menunjukkan keberhasilan.
“Salah satunya, Pemkab Dairi telah menetapkan status 9 objek diduga cagar budaya menjadi cagar budaya melalui keputusan Bupati,” kata Rahmat.
Penetapan dilakukan berdasarkan rekomendasi tim ahli cagar budaya. Saat ini, sedang dilaksanakan penyusunan naskah rekomendasi terhadap 12 usulan baru penetapan cagar budaya untuk disampaikan kepada tim ahli.
Ketua DPRD Sabam Sibarani dan beberapa anggota dewan turut mengikuti acara.
(SSR/RZD)