Analisadaily.com, Medan - Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Sumatera Utara, Rahmansyah Sibarani,SH, MH menyampaikan klarifikasi terkait video viral dirinya melakukan aksi melempar baru saat aksi bentrok massa di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Rahmansyah menegaskan aksi pelemparan tersebut merupakan bentuk membela diri di tengah situasi terjadinya bentrok dan penyerangan yang dialaminya di depan rumah adik kandungnya yang juga mantan Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Pernyataan tersebut disampaikan Rahmansyah Sibarani dalam siaran persnya di Ruang Fraksi Partai NasDem DPRD Sumut gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (6/11/2025).
Rahmansyah menyampaikan prihatin atas terjadinya bentrok massa yang terjadi pada Jumat (31/10/2025) di Kabupaten Tapteng. "Kejadian tersebut sangat tidak kita inginkan bersama, yakni massa yang akan demo ke DPRD dengan yang berjaga di kediaman rumah kita,"katanya.
Dia menegaskan, kehadirannya di Kabupaten Tapteng merupakan kampung halamannya dan berkunjung ke rumah keluarganya, serta sama sekali dak menggunakan uang negara . "Saat itu juga bertepatan jumat malamnya untuk menghadiri acara ulang tahun keponakannya atau anak dari adik saya Bakhtiar Ahmad Sibarani, sehingga sanak keluarga dan rekan juga berdatangan,"katanya.
Meski demikian Rahmansyah mengakui pada hari Kamis (30/10) pagi pihaknya sudah mendapat informasi akan ada demo tentang menyoroti pembangunan kantor bupati Tapteng. "Kita tidak alergi dengan demo, silakan demo tapi hendaknya disampaikan dengan tidak melanggar aturan dah hukum serta pada tempatnya, yakni Kantor DPRD Tapteng sebagaimana yang tujuan mereka,"jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Sumut 9 diantaranya Tapteng dan Kota Sibolga.
Rahmansyah Sibarani juga menyampaikan pada Kamis sore jug sudah menghubungi pihak Polres Tapteng agar aksi massa tidak melewati rumah Bakhtiar Sibarani demi menghindari terjadinya gesekan hingga bentrok.
"Kita tahu jalan di depan rumah Bakhtiar Sibarani merupakan jalan umum milik pemerintah, tapi perlu juga kita menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan bersama saya telah bermohon kepada pak kepolisian agar tidak lewat, sebab masih ada jalan lain menuju ke kantor DPRD,"sebutnya.
Bahkan lebih lanjut Rahmansyah menyampaikan pada Jumat pagi juga kembali telah menghubungi pihak kepolisian agar aksi massa jangan lewat jalan depan rumah Bakhtiar Sibarani, disebabkan adanya juga telah kumpul sanak keluarga dan rekan yang akan menghadiri acara ulang tahun anaknya.
"Menjelang Jumat siang saya kembali berkomunikasi dengan pihak polisi yakni Kasat Intel Polres Tapteng, mohon agar jangan lewat apalagi berorasi. "Namun pihak intel samasekali tidak menjawab, sehingga terjadilah bentrok yang sesungguhnya sangat tidak kita inginkan,"kata Rahmansyah yang juga Ketua DPD Partai NasDem Tapteng.
Apalagi saat mulai terjadinya bentrok tersebut, pihaknya mengetahui dan melihat seorang pria pakai peci masih muda menyampaikan kata-kata serang serta bahasa yang provokatif, yang disebut-sebut merupakan seorang petugas intel polisi sebagaimana pengakuan dari Kasat Intel.
"Mudah-mudahan Kasat jntel menyampaikan seutuhnya laporannya kepada pak Kapolres, karena saya saat itu ikut serta mengantarkan orang yang diduga dari Intel Polisi tersebut,"katanya..
Lebih lanjut Rahmansyah mengakui sesungguhnya bentrok tersebut tidak terjadi jika saja kepolisian bisa mengatur jalur lintas massa. "Tapi bentrok akhirnya terjadi, dan sesungguhnya kita juga tidak punya niat untuk itu (bentrok). Makanya saat terjadinya bentrok seluruh kenderaan kami maupun rekan yang ingin bertamu ke rumah Bakhtiar diparkian seperti biasanya depan rumah. Sehingga terbukti banyak mobil kami termasuk punya saya sendiri rusak terkena lemparan massa aksi.
"Sekali lagi kami tidak punya niat untuk bentrok, makanya sejak awal kami juga tidak punya team untuk memvideokan atau foto kondisi di lapangan yang terjadi. Makanya sebaliknya bideo dan foto umumnya ke pihak kami saja yang disorot, termasuk video dari Humas Polres Tapteng," paparnya.
Selanjutnya melihat aksi massa yang sudah tidak bisa dikendalikan dan terjadinya aksi pelemparan dilakukan massa aksi yang disertai dengan kata-kata serang, Rahmansyah secara spontan ikut membalas melempar massa aksi.
"Untung sajalah yabg ada di sekitar dekat saya saat ini ada batu, dan itupun dari tanah pekarangan keluarga saya. Kalau saja dekat saya tersebut ada senjata atau bom, mungkin itu yang saya lempar saat itu,"bebernya.
Meski demikian Rahmansyah menegaskan aksi yang dilakukannya semata-mata untuk menjaga keselamatan saya dan anak keluarga yang ada di dalam rumah (Bakhtiar-red). Yakni menghindari tidak terjadinya hal hal yang tidak diinginkan terhadap anak keponakan dan kekuarga saya,. Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhada keluarga saya. Tuhan mungkin masih sayang kepada saya dan keluarga,"katanta.
Selanjutnya Rahmansyah juga mengaku malam hari setelah terjadinya bentrok, pihakmya juga telah berkomunikasi ke kepolisian mempertanyakan kejadian tersebut. "Yakni mempertanyakan kenapalah dikasih izin lewat dari sini (rumah Vakhtiar), dan hanya dijawab bahwa mereka (massa) yang meminta lewatt.
Sehingga saya kembali bertanya kalau begitu bang kalau kami mau demo lewat dari kediaman yang lain contoh dari kediaman tempat tinggal pak Bupati ini umpama ini contoh boleh nggak bang, dan hanya dijawab tidak boleh. Maka saya tanya undang-undang apa yang diperlakukan pada mereka dan undang-undang apa yang dipakai untuk kami, dan pihak intel polres tidak mau menjawab,"katanya.
Rahmansyah mengakui Kapolda dan Wakapolda Sumut merupakan orang yang bijaksana, humanis dan dekat dengan semua lapisan masyarakat. Begitu juga pak Kapolri akan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini.
"Begitu juga Pak Kapolri akan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini. Saya juga akan mempertimbangkan untuk membawa ke persoalan ini ke jalur hukum, sebab tekah merugikan kami. Sebab kami telah mengalami sejumlah kendaraan yang rusak hingga korban terluka diserang massa," katanya.
"Kami tidak menyalahkan siapapun biarlah nanti kita pertimbangkan jalur hukum yang akan menjawab. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan mohon maaf, "katanya.
(NAI/NAI)











