Isu Sandiaga Uno ke Perindo, Pengamat: Sinyal Pergeseran Elite Politik Baru (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta — Kedekatan Sandiaga Uno dengan Partai Perindo dinilai sebagai tanda perubahan arah politik Indonesia menuju fase yang lebih profesional dan rasional.
Pengamat Politik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA 45 Jakarta), Samsul Ode, menilai fenomena ini menunjukkan pergeseran dari politik patronase tradisional menuju politik berbasis kinerja dan kolaborasi.
Menurut Samsul, dinamika ini dapat dijelaskan melalui teori sirkulasi elite yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto. “Setiap zaman melahirkan elite dengan karakter dan nilai yang berbeda. Sandiaga Uno dan Angela Tanoesoedibjo sebagai Ketua Umum Partai Perindo mewakili generasi elite baru yang tumbuh dari dunia profesional dan birokrasi modern, bukan dari trah politik lama.”
Ia menilai kemunculan dua figur ini mencerminkan transformasi politik menuju kepemimpinan yang kolaboratif dan berorientasi hasil.
“Angela Tanoesoedibjo membawa pendekatan manajerial dan profesional dalam mengelola partai, sementara Sandiaga Uno dikenal memiliki kapasitas teknokratis dan modal sosial yang kuat. Kombinasi ini menggambarkan politik masa depan yang lebih rasional dan berorientasi kinerja,” jelas Samsul, Minggu (9/11/2025).
Samsul menambahkan, fenomena kedekatan Sandiaga dan Angela juga bisa dibaca sebagai bentuk technopopulism, perpaduan antara daya tarik populis dan kapasitas teknokratis yang mulai menjadi ciri politik modern.
“Angela memiliki modal institusional melalui kaderisasi partai, jaringan profesional dan dukungan media, sementara Sandiaga punya kredibilitas dan kedekatan dengan masyarakat luas. Jika keduanya bersinergi, ini dapat membentuk kekuatan politik baru yang relevan dengan publik yang semakin rasional dan kritis,” katanya.
Lebih jauh, Samsul menilai bahwa sinyal politik Sandiaga yang menyatakan siap ‘membantu’ dalam salah satu video yang tayang di Instagram Partai Perindo bukan sekadar gestur personal, melainkan representasi perubahan logika politik Indonesia.
“Kita sedang menyaksikan pergeseran dari politik kompetitif yang kaku menuju kolaborasi yang transformatif dan berbasis hasil. Ini sangat sejalan dengan arah kepemimpinan Angela di Perindo yang menekankan profesionalisme, transparansi, dan meritokrasi,” ujarnya.
Menurut Samsul, absennya Sandiaga dalam Muktamar PPP memperkuat dugaan bahwa ia sedang mencari rumah politik yang lebih sejalan dengan prinsip keterbukaan dan modernisasi politik.
“Dalam konteks itu, Perindo di bawah kepemimpinan Angela Tanoesoedibjo yang tengah berupaya hadir sebagai energi baru Indonesia, bukan tidak mungkin dapat menjadi wadah yang potensial untuk menyalurkan gagasan dan kapasitas Sandiaga Uno,” tuturnya.
“Jika keduanya bersatu dalam satu visi politik, hal itu akan menjadi simbol lahirnya elite politik generasi baru. Konsep politik yang menggabungkan rasionalitas teknokratis, empati sosial, serta kinerja sebagai dasar legitimasi kekuasaan,” pungkasnya.
(RZD)