Wakil Bupati Dairi Bujuk Kades Parbuluan 6 Kembali dari Pengungsian

Wakil Bupati Dairi Bujuk Kades Parbuluan 6 Kembali dari Pengungsian
Wakil Bupati Dairi Bujuk Kades Parbuluan 6 Kembali dari Pengungsian (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Wakil Bupati Kabupaten Dairi, Wahyu Daniel Sagala di Sidikalang, Jumat (14/11) mengatakan, membujuk Kepala Desa Parbuluan 6, Parasian Nadeak agar meninggalkan lokasi pengungsian.

“Saya bujuk Kades Parbuluan 6 agar kembali dari pengungsian. Mendingan pulang kampung," kata Wahyu.

Wahyu menerangkan, prihatin melihat kondisi puluhan warga di GOR Sidikalang. Apalagi, diantara pengungsi, terdapat anak anak setingkat pelajar. Sekolah jadi tertunda, aktivitas ekonomi lumpuh. Belum lagi dampak terhadap kesehatan.

“Saya tegaskan ke Kades. Terserah Kades. Kalau mengungsi, sampai kapan. Apa manfaatnya?" ujar Wahyu.

Orang nomor 2 di daerah otonom ini memberi pandangan ke Kades, soal keamanan di kampung, telah diurus polisi. Sejumlah petugas telah berjaga di desa termasuk mewujudkan kondisifitas.

Atas pandangan tersebut, akhirnya Kades menyatakan kesediaan kembali ke rumah bersama puluhan warga, siang tadi.

Keluhan Kades, kata Wahyu, tidak tersedia sarana transportasi. Karenanya, Wahyu meminta Dinas Perhubungan menyediakan bus.

Wahyu menambahkan, menghubungi Kapolres, AKBP Otbniel Siahaan, supaya memberi pengawalan selama perjalanan.

Menurut Wahyu, para pengungsi dimaksud adalah famili dekatnya.

Parasian menerangkan, 70 warga mengungsi lantaran rumah Kades dirusak kelompok penentang PT Gunung Raya Timber Industries (Gruti), Sabtu (8/11). Peristiwa itu membuatnya ketakutan.

Terpisah, Manajemen Yayasan Petrasa, Duat Sihombing mengatakan, sejumlah warga yang sempat menginap di kantor Petrasa telah pulang kampung. Mereka lama bertahan menanti nasib 34 warga yang ditangkap Polres Dairi

“Mereka sudah pulang kampung ke Desa Parbuluan 6," kata Duat.

Dibenarkan, masyarakat tergabung dalam Pejuang Tani Bersama Alam (Petabal) Parbuluan 6 menolak keras penangkapan Pangihutan Sijabat oleh polisi. Warga mendatangai Polres disertai kericuhan, Rabu (12/11).

Dari 34 yang diamankan, 19 jiwa sudah dipulangkan. Tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Duat berpesan kepada kelompok dampingan, agar semua manahan diri. Jangan terjadi keributan.

“Perjuangan menolak keberadaan Gruti akan terus disuarakan," tandas Duat.

Menurutnya, perusahaan itu telah merusak sumber air melalui pembabatan hutan yang berakibat penderitaan.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi