Petugas di Kota Mandiri Bekala diabadikan saat sedang bekerja (Analisa/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kehadiran proyek pembangunan Kota Mandiri Bekala di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Sejak dimulainya pembangunan hingga memasuki akhir 2025, kawasan ini telah menjadi pusat penggerak aktivitas ekonomi baru. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama (Dirut) PND (PT Propernas Nusa Dua) adalah Rizqi Aswaransyah Pratama.
"Sejak mulai dibangunnya Kota Mandiri Bekala, aktivitas ekonomi masyarakat lokal semakin tumbuh. Banyak peluang usaha baru yang muncul, mulai dari sektor perdagangan, jasa, hingga peluang kerja langsung bagi warga sekitar," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan kawasan tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat.
"Kami ingin memastikan bahwa pembangunan ini memberikan manfaat nyata. Karena itu, kami mendorong kolaborasi dengan pelaku UMKM, menyediakan ruang usaha, serta membuka akses bagi masyarakat untuk terlibat dalam berbagai program pengembangan ekonomi," jelasnya.
Menurutnya, PND berkomitmen menjadikan Kota Mandiri Bekala sebagai kawasan yang inklusif dan berkelanjutan. "Harapan kami, Kota Mandiri Bekala menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya dalam jangka panjang," tutupnya.
Sementara di tempat terpisah, salah satu kontraktor di Kota Mandiri Bekala, Indra Sipayung mengatakan kontribusi proyek terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal terlihat jelas dari tingginya serapan tenaga kerja. “Sekitar 70 persen pekerja yang kami gunakan berasal dari wilayah sekitar Kota Mandiri Bekala. Jumlahnya mencapai kurang lebih 200 orang yang setiap hari bekerja di lokasi,” ungkapnya saat ditanya wartawan, Senin (16/11/2025).
Para pekerja lokal ini kata Indra merupakan tenaga yang sudah terlibat sejak 2021 sampai dengan sekarang terus menikmati manfaat ekonomi dari keberlanjutan pembangunan kawasan tersebut.
Para buruh bangunan mendapatkan upah rata-rata antara Rp900 ribu hingga Rp1 juta per minggu, jumlah yang dinilai cukup membantu meningkatkan penghasilan rumah tangga mereka. Tidak hanya itu, sejumlah kontraktor yang terlibat juga berasal dari lingkungan sekitar, sehingga perputaran ekonomi benar-benar dirasakan oleh masyarakat lokal.
Indra juga menjelaskan bahwa dampak ekonomi tidak hanya dirasakan oleh para pekerja konstruksi. Kehadiran ribuan aktivitas pekerja setiap hari membuka peluang baru bagi pedagang kecil. Mulai dari penjual makanan, minuman, hingga pedagang kebutuhan bangunan, semuanya mendapatkan peningkatan penghasilan dari ramainya mobilitas di kawasan tersebut.
“Bukan hanya buruh bangunan yang merasakan manfaat, tetapi pedagang kecil juga ikut terdampak positif. Mereka kini memiliki pasar yang jelas karena kebutuhan pekerja dan aktivitas pembangunan terus berlangsung,” tambah Indra.
Seiring berkembangnya Kota Mandiri Bekala, kebutuhan hunian di wilayah tersebut turut mengalami peningkatan. Indra berharap pembangunan kawasan ini dapat menjadi bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam penyediaan 3 juta rumah, termasuk pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sesuai arahan Presiden Republik Indonesia.
“Kami berharap Kota Mandiri Bekala dapat terus memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan mendukung program nasional dalam penyediaan rumah untuk MBR. Ini menjadi bagian dari kontribusi kami terhadap kebutuhan hunian masyarakat yang semakin meningkat,” ujarnya.
Dengan semakin majunya pembangunan Kota Mandiri Bekala, masyarakat berharap kawasan ini tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan baru, tetapi juga terus menghadirkan peluang ekonomi jangka panjang bagi warga sekitar.
(NS/NS)