Ketua KAMI, Irfan Azhari Nasution, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya membangun kesadaran publik mengenai pentingnya memahami aturan di dunia digital.

"Hari ini hampir semua aktivitas bermuara ke media sosial. Karena itu, kita harus tahu batasan hukum dan etika agar tidak terjerat masalah yang sebenarnya bisa dihindari," ujarnya.

Acara ini menghadirkan dua pemateri utama. Narasumber pertama, Jimmy Donovan, Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan, menjelaskan berbagai bentuk pelanggaran UU ITE yang kerap terjadi di masyarakat. Ia menekankan bahwa banyak kasus berawal dari hal sederhana, seperti komentar, unggahan, atau membagikan ulang informasi tanpa verifikasi.

"UU ITE bukan untuk membungkam masyarakat, tetapi untuk memberikan perlindungan. Yang penting adalah berhati-hati dan bertanggung jawab ketika bersuara di dunia maya," jelas Jimmy.

Narasumber kedua, Muhamad Ridwan Nasution, Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, membahas pentingnya etika digital dan literasi informasi. Ia mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan tidak mudah terpancing provokasi di media sosial.

"Kita harus mampu memilah mana informasi yang benar dan mana yang sekadar memancing emosi. Bijak dalam bermedia sosial bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal membangun ruang digital yang sehat," katanya.

Kegiatan berlangsung interaktif, dengan peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar kasus-kasus UU ITE yang umum terjadi di lingkungan masyarakat. Melalui sosialisasi ini, KAMI berharap semakin banyak masyarakat memahami cara berkomunikasi yang aman dan bijak di era digital.

(IAN/BR)