Kehadirannya disambut hangat sejumlah ‘parrengge-rengge’ (pedagang kecil). Hari Sabtu merupakan puncak dagang dimana penyedia barang khususnya sembako dan pakaian dari berbagai kota dan pelosok desa bertransaksi bersama pembeli di sana.

"Pemerintah menyampaikan empati dan keprihatinan atas musibah menimpa warga yang sehari-hari mencari nafkah, beraktivitas di Pasar Sidikalang,” kata Wahyu kepada wartawan.

Wahyu menyebut, sebanyak 49 pengusaha mikro menjadi korban si jago merah. 29 orang mengalami total lapak hilang dan 16 orang terdampak. Pendataan terkait peristiwa masih terus dilakukan. Apakah ada bantuan buat korban? Wahyu menyebut, substansi itu sedang dalam pembahasan.

“Kita memberi pelayanan sesuai tupoksi pemerintah, agar keluarga korban bisa berjualan. Kita menyentuh dan memotivasi,” ujar Wahyu didampingi para personel PD Pasar.

Mengingat pentingnya area jualan, Wahyu mengatakan, mengijinkan pedagang membangun konstruksi darurat dengan biaya sendiri. Untuk fisik permanen, nantinya ditalangi pemerintah. Ini penting untuk keseragaman dan tanggung jawab pemerintah.

“Pedagang minta, lapak ludes bisa dipakai untuk berusaha. Ya, kita ijinkan,” kata Wahyu.

Bulan November ini, curah hujan tinggi. Lokasi teduh sangat diperlukan guna kenyamanan cari makan. Tentu, pemerintah memikirkan, keputusan mana yang terbaik buat masyarakat.

Sebagaimana diberitakan, kebakaran melanda Pasar Sidikalang, Jumat (21/11) pagi. Api menghanguskan kios pedagang pakaian bekas, sayur mayur, ikan asin dan rumah makan. Tidak ada korban jiwa.

(SSR/RZD)