Di sela acara, RE Nainggolan menyerahkan secara simbolis buku biografinya kepada Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution—sebuah momen yang mengukuhkan perjalanan panjang seorang pamong yang tetap rendah hati di usia 75 tahun. (Analisadaily/mulyadi hutahaean)
Analisadaily.com, Medan - Sejak sore, antrean undangan tampak mengular di Pavilion Hall Regale International Convention Centre, Jumat (21/11/2025). Mereka menunggu mendapatkan nomor meja dan kupon suvenir untuk menghadiri acara bertajuk 75 A Celebration of Love and Gratitude—syukuran ulang tahun Dr. RE Nainggolan MM dan Linda M. Hutasoit, sekaligus peluncuran buku biografi RE Nainggolan “Keyakinan, Perjuangan dan Pengabdian.”
Seribuan tamu hadir. Namun tidak semua wajib mengantre; tokoh-tokoh penting tampak langsung memasuki ruangan. Hadir di antaranya Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) M. Bobby Afif Nasution, mantan Gubsu T. Erry Nuradi, Anggota DPR RI Maruli Siahaan, mantan anggota DPR RI Capt. Anthon Sihombing, serta para bupati dan wakil bupati.
Tokoh-tokoh senior Pemprov Sumut juga tampak hadir, mulai dari Lundu Panjaitan, Washington Tambunan, Budi Sinulingga, Bukit Tambunan, JB Siringoringo, Binsar Situmorang, Afifuddin Lubis. Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap datang, begitu pula tokoh-tokoh lintas agama seperti Syekh Ali Marbun dan Ephorus Emeritus HKBP Robinson Butar-butar.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumut M. Bobby Afif Nasution menyebut RE Nainggolan—mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut—sebagai sosok yang dekat, tulus, dan menjadi penuntun banyak pihak.
“Bimbingan dan arahan Tulang RE Nainggolan selalu hadir, bahkan jauh sebelum kami menjadi kepala daerah hingga hari ini,” ujar Bobby, menyampaikan sapaan akrabnya kepada sang pamong senior.
Wakil Bupati Tapanuli Utara, Deni Parlindungan Lumbantoruan, mengisahkan kembali kiprah RE Nainggolan semasa memimpin Taput pada 1999–2004. Menurutnya, RE adalah pemimpin yang bersahabat dengan semua kalangan—ASN, pers, hingga masyarakat.
“Beliau mengembangkan wisata religi dan membangun infrastruktur Salib Kasih. Revitalisasi yang sedang berjalan hari ini adalah fondasi yang sudah diletakkan beliau,” ujarnya.
Mewakili keluarga, Dr. Bernard Nainggolan menyampaikan doa dan ucapan syukur atas perjalanan panjang sang abang.
“Kami tidak pernah memanfaatkan jabatan beliau. Justru kekurangannya adalah sulit menolak permintaan orang lain. Hidupnya tidak berubah, baik saat menjabat maupun setelah pensiun,” ucap Bernard.
Penulis biografi, Toga Nainggolan, menyebut kunci keberhasilan RE Nainggolan adalah kasih dan kelembutan hati. Ia menceritakan bahwa karier RE dimulai dari golongan IIB, dengan tugas awal membuat amplop dari kertas bekas.
Perjalanan panjang itu mengantarkan Rustam Effendy Nainggolan—lahir di Pematangsiantar, 21 November 1950—menempati berbagai jabatan strategis: Sekdaprovsu, Kepala Bappeda Sumut, Kepala Badan Infokom Sumut, Bupati Taput, Sekwilda Dairi, Ketua Bappeda Taput, Asisten Ekbang Taput, dan Kadis Pendapatan Taput.
Dia juga dikaruniai enam anak—tiga laki-laki dan tiga perempuan—yang hadir dalam acara tersebut bersama cucu dan keluarga besarnya.
Sepanjang acara, tamu undangan terlihat sumringah. Banyak yang berlomba berfoto bersama RE Nainggolan, sementara sebagian lain sabar mengantre untuk berjabat tangan dan menyampaikan ucapan selamat.
Layar besar di panggung menampilkan perjalanan hidup RE Nainggolan, memantik nostalgia di antara hadirin.
Buku biografi yang baru diluncurkan laris dibeli pengunjung. Panitia memastikan seluruh hasil penjualan buku akan disumbangkan ke tiga lembaga: Yayasan Ompu Toke, Yayasan Surya Kebenaran Internasional, dan Masyarakat Peduli Disabilitas Indonesia.
Berita kiriman dari: Mulyadi Hutahaean