Menteri Agama, Porf Nasaruddin Umar saat menyampaikan pidatonya dalam acara Zikir Akbar Nasional yang digelar PPITTNI. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI) menggelar Zikir Akbar Nasional di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Minggu (23/11/2025). Zikir dipimpin langsung Pengasuh Tertinggi Buya Syekh Muhammad Ali Idris, Silsilah Keilmuan Ke-39 dari Rasulullah SAW.
Kegiatan yang bertemakan "Dari Tanah Deli Untuk Nusantara dan Dunia" itu dihadiri Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution, Sultan Deli Sultan Mahmud Aria Lamanjiji Perkasa Alamsyah, bupati/walikota di Sumut, Ketua Umum PPITTNI, Dempo Xler serta seluruh unsur Forkopimda Sumut dan pengurus lainnya.
Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan sejarah Tarekat Naqsyabandiyah yang datang ke Indonesia berasal dari Yaman. Menurutnya, Tarekat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat yang paling luas penyebarannya di dunia.
"Pengikutnya banyak dari berbagai bangsa. Di Indonesia, ajaran ini pertama kali dibawa oleh Syekh Yusuf al-Makassari, seorang ulama besar asal Makassar," katanya dihadapan ribuan jamaah.
Dia menjelaskan, salah satu ciri utama tarekat Naqsyabandiyah adalah amalan zikir yang disebut dengan al-faqr. Zikir ini mengajarkan kehadiran hati dan penyucian jiwa. Tarekat ini mengajarkan kelurusan pikiran, kelembutan jiwa, akhlak mulia, serta menjauhi sifat kasar atau merusak. Zikir yang diajarkan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran dan ketulusan.
Prof. Nasaruddin menuturkan, tarekat adalah jalan kebenaran, jalan yang mempercepat kedekatan kepada Allah. Karena itu pengamal tarekat tidak boleh sombong. Harus mengikuti akhlak para pendiri tarekat, seperti Syekh Bahauddin Naqsyaband maupun ulama lainnya.
"Maka itu, biarkanlah tarekat berkembang di mana pun. Tarekat mengajarkan kasih sayang, kebersihan hati, dan akhlak mulia. Jika hendak menciptakan masyarakat yang baik, maka tarekat perlu diberi ruang berkembang," ungkapnya.
Pengasuh Tertinggi Buya Syekh Muhammad Ali Idris, menyampaikan, saat ini, untuk mencapai Indonesia Emas, baik sebagai negara maupun sebagai pemerintahan, tidak ada yang lebih baik dari diri kita sendiri. Karena bangsa Pancasila itu ada, dan merupakan satu-satunya bangsa yang berlandaskan nilai luhur tersebut.
Sejak awal keberadaannya, nilai-nilai Pancasila sudah dicari dan digali oleh para pendahulu. Mereka dahulu menamainya Pancasila. Itulah pedoman yang disepakati, yakni hidup dalam kekeluargaan, kebersamaan, dan persatuan.
"Untuk dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila, serta menjalankan nilai-nilainya, kita perlu memahami bahwa nilai-nilai itu pernah diwujudkan oleh para leluhur kita. Para leluhur bangsa kita memiliki konsep kesatuan dalam proses perjuangan mereka, tersirat konsep yang kini kita kenal sebagai Pancasila," ujarnya.
Selanjutnya adalah nilai ketuhanan. Banyak ajaran tentang ketuhanan yang menekankan bahwa manusia yang dekat dengan Tuhan tidak akan mudah melakukan dosa. Bila seorang manusia sudah dekat dengan Allah — atau secara umum dengan Tuhan — maka ia tidak akan lagi mudah terjerumus dalam perbuatan yang merusak.
Orang yang dekat dengan Tuhan akan menjalankan aturan agamanya. Bila semua orang menjalankan ajaran agamanya dengan baik, maka aturan dalam masyarakat dan negara juga akan berjalan baik. Dengan begitu, Indonesia akan berkembang, dan dunia pun ikut merasakan kemajuannya. Itulah makna ketuhanan: manusia mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak melakukan hal-hal yang melanggar ajaran-Nya.
"Karena agama berasal dari Tuhan, maka jangan sekali-kali merendahkan agama lain. Agama berfungsi sebagai jalan bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tanpa agama, manusia akan jauh dari Tuhan, dan bila jauh dari Tuhan maka kekacauan dapat terjadi di bumi," ungkap Buya.
Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution mengajak Tarekat Naqsabandiyah ikut berperan dalam upaya penanggulangan narkoba di Sumut. Menurutnya, peran tarekat sangat penting dalam membangun akhlak dan ketahanan moral masyarakat, khususnya generasi muda.
“Ini saya yakin bukan hanya mengatasi masuknya narkoba ke Sumut, tapi bisa benar-benar menanamkan akhlak yang baik, iman yang baik agar anak-anak kita kalau ditawari tidak mau, kalau diajak menolak dengan sendirinya,” kata Bobby.
Bobby menegaskan bahwa pemberantasan narkoba harus dilakukan melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat. Ia juga menyampaikan komitmen Pemprov Sumut untuk terus menjaga silaturahmi dengan Tarekat Naqsabandiyah.
Bobby bahkan berharap pemerintah daerah dapat menjadi bagian dari gerakan tarekat tersebut. “Izinkan kami jadi salah satu pemerintah daerah yang jadi bagian Naqsabandiyah Indonesia,” ujarnya.
Bobby mengapresiasi pelaksanaan Zikir Akbar Nasional di Sumut, yang menurutnya memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah. “Mengucapkan terima kasih atas doa dan zikir yang diberikan untuk Sumut dan bangsa Indonesia. Mudah-mudahan masyarakat Sumut mendapat dampak dan manfaat, dan mudah-mudahan persoalan yang ada di Sumut dapat dipermudah,” kata Bobby.
Sementara itu Ketua Umum PPITRNI, Dempo Xler yang didampingi Ketua Panitia Acara Zikir Akbar Nasional, Bayu Ambara menyampaikan, kegiatan zikir akbar ini untuk kembali mengingatkan para pemimpin akan perjuangannya.
Pihaknya mengajak agar masyarakat terus mempertebal iman dan tidak sungkan mengingatkan pemimpinnya. "Mengajak rakyat Sumut untuk mengikuti ajaran Rasulullah, tuhan yang masa esa, sehingga takut dosa, maka tegaklah hukum. Dengan tegaknya hukum insyaallah, Indonesia akan adil, makmur dan sejahtera," pungkas Dempo.
(WITA)