Banjir Parah di Madina (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Panyabungan - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) selama beberapa hari terakhir kembali memicu banjir di sejumlah titik. Salah satu lokasi yang paling terdampak berada di Desa Rumbio, Kecamatan Panyabungan Utara, di mana aktivitas warga lumpuh total akibat tingginya genangan air.
Banyak pengendara sepeda motor nekat menerobos banjir demi melanjutkan perjalanan menuju desa masing-masing. Namun, tak sedikit yang akhirnya terpaksa mendorong kendaraan mereka karena mesin mogok setelah terendam air.
Selain mengisolasi akses jalan, banjir juga merendam ribuan hektare lahan pertanian di tiga kecamatan. Sejumlah komoditas seperti padi, jagung, cabai, tomat, dan berbagai jenis sayuran mengalami kerusakan parah.
Para petani kini menghadapi kerugian besar. Salah satu petani, Puddin, mengaku tanaman jagung miliknya rusak total karena sudah lebih dari tiga hari terendam banjir.
“Sudah rusak semuanya, karena air belum surut. Kalau tanaman jagung terendam berhari-hari sudah dipastikan rusak. Jelas kami rugi total,” ucap Puddin.
Beberapa petani terlihat berusaha menyelamatkan sisa hasil panen dengan memikulnya secara manual sambil melintasi arus banjir yang cukup deras. Langkah ini dilakukan agar sebagian hasil produksi mereka tidak hilang sepenuhnya.
Tokoh masyarakat Sumatera Utara, Fahrizal Efendi, menyebutkan bahwa kawasan Panyabungan Utara, Naga Juang, dan Hutabargot yang berada di sepanjang aliran Sungai Batang Gadis memang sudah lama menjadi wilayah rawan banjir.
“Sudah tidak asing lagi jika mengalami kebanjiran. Sudah dipastikan petani di sini sering gagal panen dan rugi,” ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, akses jalan penghubung antara Panyabungan Utara, Hutabargot, dan Naga Juang belum dapat dilalui kendaraan roda empat. Selain tingginya genangan air, kondisi badan jalan juga mengalami kerusakan cukup parah.
Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat untuk menangani dampak banjir dan memperbaiki infrastruktur yang rusak sebelum aktivitas ekonomi semakin terganggu. (RES) (WITA)











