BNPB dan BPBD Harus Tanggap Kondisi Bencana Alam, Amos Simanjuntak Dorong Pemerintah Lebih Sigap

BNPB dan BPBD Harus Tanggap Kondisi Bencana Alam, Amos Simanjuntak Dorong Pemerintah Lebih Sigap
BNPB dan BPBD Harus Tanggap Kondisi Bencana Alam, Amos Simanjuntak Dorong Pemerintah Lebih Sigap (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta — Penanganan banjir di Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dan area sekitarnya kian menjadi perhatian publik.

Secara khusus, gerak cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban bencana menjadi sorotan Amos Simanjuntak, politisi asal Sibolga, yang mengharapkan Menteri Sosial Republik Indonesia bukan hanya menjalankan fungsi koordinasi, tetapi juga dapat hadir menjenguk para korban secara langsung.

Amos Simanjuntak, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Media, Digital & Komunikasi Publik di DPP Partai Perindo, mengharapkan gerak cepat penanganan banjir di Sibolga dan Tapanuli Tengah dapat menjadi prioritas segenap elemen pemerintahan.

“Keterbatasan kebutuhan pokok seperti pangan, pakaian, tempat tinggal sementara, bahkan elemen pendukung seperti listrik, sinyal, dan internet berbasis satelit perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

Amos, yang menghabiskan masa SMP–SMA di Kota Sibolga, memahami keterbatasan yang dialami tim aksi cepat mengingat kondisi alam serta terputusnya banyak akses menuju Sibolga dan Tapanuli Tengah.

“Kami paham kendala yang dihadapi segenap elemen dalam mendukung para korban bencana. Oleh karena itu, harapannya bencana ini bisa menjadi prioritas dan bantuan via udara dapat menjadi opsi utama agar warga dapat merasakan langsung sentuhan nyata yang mereka butuhkan,” ucap Amos.

“Saya berharap langkah-langkah nyata dapat menjadi prioritas dari kementerian/lembaga terkait dalam 24–48 jam ke depan pasca bencana. Terlebih lagi, bencana separah ini sepertinya belum pernah terjadi di Sibolga, Tapanuli Tengah. Saya juga mengajak segenap pihak dan tokoh yang mencintai Sibolga dan Tapanuli Tengah untuk bahu-membahu terlibat dalam proses pemulihan. Tidak hanya infrastruktur, tetapi juga pemulihan psikologis agar dampak trauma dapat ditangani secara serius,” tutur Amos.

Untuk diketahui, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada empat kabupaten/kota yang musibah longsor dan banjir yang datang bersamaan, yakni Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Tapanuli Selatan (Tapsel). Sementara itu, tiga wilayah lain seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal, dan Nias Selatan terendam banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya melalui siaran pers menganalisis perkembangan signifikan Bibit Siklon Tropis 95B, yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa 95B meningkatkan intensitas dan memicu potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem serta angin kencang di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan sekitarnya.

Amos berharap ke depan terdapat koordinasi yang lebih baik antar institusi dan pemerintah dengan mempertimbangkan analisis BMKG sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diprioritaskan.

“Koordinasi lintas pemkab/pemkot dan kementerian/lembaga dalam pencegahan bencana harus menjadi prioritas utama, sehingga masyarakat bisa mendapatkan peringatan dini terkait kemungkinan terjadinya bencana,” ujar dia.

Partai Perindo sendiri secara langsung melihat dampak nyata bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara melalui kehadiran Ketua DPW Perindo Sumatera Utara yang juga Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat.

"Mari kita saling membantu, mendoakan dan berkolaborasi untuk saudara suadara kita yang terkena musibah," tutur JTP Hutabarat.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi