Durian di Dairi Terancam Busuk Tak Bisa Dikirim Dampak Kelangkaan BBM

Durian di Dairi Terancam Busuk Tak Bisa Dikirim Dampak Kelangkaan BBM
Durian di Dairi Terancam Busuk Tak Bisa Dikirim Dampak Kelangkaan BBM (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Durian asal Kabupaten Dairi khususnya Kecamatan Siempat Nempu Hilir, terancam membusuk. Produk beraroma khas dan rasa istimewa itu, tidak bisa dikirim ke luar kota.

Hal itu disampaikan Rodos Simbolon (40) tauke durian berdomisili di Desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Rabu (3/12).

“Terancam busuk duriannya. Tidak bisa dikirim. Gak ada minyak (BBM),” kata Rodos.

Dijelaskan, hari ini, dia memiliki stok sebanyak 1600 buah. Harga beli Rp15 ribu per angkat. Modal pembelian 1 mobil pick up Rp16 juta. Produk tersebut, menumpuk di gudang.

Seyogianya, durian itu dipasarkan Pematang Siantar. Kelangkaan BBM belakangan ini menimbulkan kerugian besar bagi petani dan pedagang.

“Kalau ada BBM seharga Rp50 ribu per liter, terpaksa kami beli asalkan bisa berangkat. Ini, sama sekali kosong. Jika antre ke SPBU di Sidikalang, belum tentu kebagian,” keluh Rodos.

Diterangkan, Desember ini merupakan panen raya durian di wilayahnya. Setidaknya, tercatat 20 orang berperan sebagai tauke di Desa Lae Markelang. Pengiriman ke luar kota, biasanya mencapai 50 mobil pick up jenis L 300.

“Siempat nempu Hilir termasuk sentra penghasil durian. Terkenal di pasaran,” kata Rodos.

Sementara itu, Edi Doloksaribu (40) pengusaha bertempat tinggal di Sidikalang menerangkan, pada kondisi normal, dia mengirim 10 mobil pick up durian dalam sehari.

“Lantaran sulitnya BBM, paling 4 mobil pick up tujuan Medan,” kata Edi.

Dijelaskan, kelangkaan minyak menimbulkan kehilangan mata pencaharian dalam jumlah besar. Untuk Kecamatan Siempat Nempu Hilir, jumlah pengumpul dari petani mencapai ratusan orang. Mereka mempergunakan sepeda motor.

“Pengumpul banting tulang mempergunakan sorong atau beko. Berapa triplah mampunya? Jika jalan ke ladang, medannya curam, buah tak diambil lagi,” kata Edi.

Dia mengatakan, kondisi saat ini menyedihkan. Banyak mobil siap mengangkut. Tetapi BBM tak tersedia. Buah di ladangpun membusuk.

“Kasihan petani, sudah lama menanti biar pedagang uang buat kebutuhan keluarga, eh giliran panen, minyak kandas,” kata Edi.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi