Bupati Langkat Syah Afandin (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Stabat - Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Amril menyampaikan akibat banjir yang merendam 16 kecamatan di Kabupaten Langkat, sebanyak 11 orang meninggal dunia dan 437.480 jiwa terdampak.
Ke 16 kecamatan tersebut sebut Amril, yakni Brandan Barat, Gebang, Besitang, Babalan, Pangkalan Susu, Pematang Jaya, Sei Lepan, Tanjung Pura, Padang Tualang, Sawit Seberang, Batang Serangan, Stabat, Wampu, Binjai, Hinai, dan Secanggang.
Selain itu, sambung Amril, ribuan rumah dan fasilitas umum masih terendam dengan ketinggian air antara 50–200 cm dan mengganggu aktivitas masyarakat di sejumlah wilayah.
"Perlunya langkah cepat dan terpadu mengingat curah hujan yang masih tinggi dan penanganan harus dilakukan segera agar tidak terjadi dampak yang lebih luas,” pungkas Amril.
Sebelumnya Bupati Langkat Syah Afandin, memimpin rapat ini digelar untuk memastikan seluruh langkah penanganan bencana di 16 kecamatan terdampak berjalan cepat, terarah, dan terkoordinasi antara pemerintah daerah, TNI–Polri, serta pemerintah pusat melalui BNPB.
Rapat evaluasi tersebut turut dihadiri Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Direktur Fasilitas Penanganan Korban dan Pengungsi BNPB Nelwan Harahap, Kabag SDM Polres Langkat Kompol Muhammad Hassan, (mewakili Kapolres Langkat), Danramil 07/Stabat Kapten Inf Edi Susanto (mewakili Dandim 0203/Langkat) dan para Staf Ahli Bupati, Asisten Setdakab, dan kepala perangkat daerah terkait.
Afandin dalam kesempatan tersebut juga menginstruksikan agar pendistribusian logistik dilakukan dengan mekanisme yang jelas dan menyasar daerah yang sulit dijangkau.
Selain itu, pria yang akrab dipanggil bang Ondim ini meminta pendataan kerusakan rumah serta fasilitas publik dipercepat sebagai dasar pemulihan pascabencana.
“Pemkab Langkat terus melakukan pendataan, penanganan darurat, serta koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Kami berharap dukungan penuh agar pemulihan berlangsung cepat dan tepat sasaran,” ujar Ondim
Sementara itu, Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menegaskan bahwa BNPB berkomitmen penuh mendampingi Pemerintah Kabupaten Langkat dalam proses penanganan banjir.
“BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dan yang terpenting adalah memastikan kebutuhan warga terpenuhi serta penanganan dilakukan sesuai standar, karena keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi,” ujar Budi.
Mewakili Kapolres Langkat Kabag SDM Polres Langkat, Kompol Muhammad Hasan, memastikan personel Polres Langkat siap turun membantu proses evakuasi dan pengamanan wilayah.
“Personel Polres Langkat siap diturunkan kapan saja untuk mendukung pemerintah daerah dalam penanganan banjir ini,” ungkap Hasan.
Selanjutnya, Kapten Inf Edi Susanto mewakili TNI menyampaikan bahwa tim dari Kodim 0203/LKT telah membantu pembukaan akses jalan, evakuasi warga, hingga mendukung operasional dapur umum di daerah yang masih tergenang.
Dalam rapat tersebut menghasilkan sejumlah keputusan strategis yang harus segera dijalankan, yakni memperpanjang Status Tanggap Darurat selama 14 hari ke depan, penguatan koordinasi antara posko induk dan posko kecamatan.
Percepatan distribusi logistik ke seluruh titik pengungsian, penambahan personel dan peralatan evakuasi di wilayah yang masih tergenang dan pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum sebagai dasar penetapan masa pemulihan.
Di akhir rapat, Bupati Syah Afandin meminta seluruh unsur terkait untuk tetap siaga dan memaksimalkan tugas masing-masing demi keselamatan masyarakat.
“Semua harus bekerja optimal. Prioritas kita adalah keselamatan warga dan percepatan penanganan bencana ini,” pinta Afandin. (HPG/WITA)











