Analisadaily.com, Batang Toru - Bencana banjir bandang yang melanda kawasan Batang Toru menimbulkan duka mendalam. Ribuan rumah dilaporkan hanyut tersapu arus, sementara korban meninggal dunia telah mencapai 85 orang. Selain itu, sekitar 50 warga yang terbawa arus hingga kini belum ditemukan dan jenazahnya belum dapat dievakuasi.
Di tengah situasi memprihatinkan tersebut, masyarakat setempat meminta perhatian serius dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah. Mereka mendesak Presiden, Gubernur Sumatra Utara, dan Bupati untuk segera melakukan rehabilitasi lingkungan, pembersihan kawasan banjir, serta percepatan pembangunan kembali hunian baru bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Selain permukiman, sektor pertanian juga mengalami kerusakan parah. Ribuan hektare persawahan hanyut dan terendam air, membuat banyak petani kehilangan mata pencaharian secara mendadak.
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS, Abdul Rahim Siregar, menyampaikan bahwa warga masih menunggu realisasi janji pemerintah. Menurutnya, Wakil Presiden yang sebelumnya meninjau langsung lokasi bencana di Batang Toru telah berkomitmen mempercepat pembangunan kembali rumah warga yang terdampak.
“Warga berharap janji tersebut segera diwujudkan. Kondisi di lapangan sangat mendesak. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, lahan pertanian pun rusak total. Pemerintah harus bergerak cepat,” ujar Abdul Rahim Siregar dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).
Dia meninjau lokasi di 4 desa (Garoga, Huta Godang dan Aek Ngadol serta Batu Horing) Kecamatan Batang Toru - Kabupaten Tapanuli Selatan. Dari data yang diperoleh, korban 200 orang dengan rincian 85 meninggal jasad ditemukan, 50 orang hilang dibawa arus dan tertimbun dan sisanya korban luka berat dan ringan.
Ia menambahkan bahwa langkah pemulihan yang cepat dan terkoordinasi sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban masyarakat yang kini menghadapi situasi serba sulit.
Dengan skala kerusakan yang begitu besar, masyarakat Batang Toru kini menggantungkan harapan pada pemerintah agar proses rehabilitasi bisa berjalan lebih cepat, tepat, dan transparan, demi memastikan kehidupan warga segera pulih kembali.
(NAI/NAI)











