WR II USU: Pengelolaan SDM Bukan Semata Hanya Soal Kompetensi

WR II USU: Pengelolaan SDM Bukan Semata Hanya Soal Kompetensi
Diskusi Ilmiah Nasional (DINA) dari Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) 2025. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Wakil Rektor II Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Muhammad Arifin Nasution, S.Sos., M.S.P., mengatakan bahwa pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) sejatinya bukan semata hanya soal kompetensi, namun juga tentang bagaimana menjaga keberfungsian mental, motivasi dan makna kerja.

Hal tersebut disampaikan Dr. Muhammad Arifin Nasution, S.Sos., M.SP, saat menjadi pembicara kunci dalam Diskusi Ilmiah Nasional (DINA) dari Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) 2025, Sabtu (6/12/2025).

Kegiatan hasil kerja sama dengan Fakultas Psikologi USU tersebut menghadirkan 4 pembicara lainnya, yaitu Dr. Sumaryono, M.Si, Psikolog selaku Ketua APIO, Guru Besar Fakultas Psikologi USU Prof. Dr. Vivi Gusrini Rahmadani P, M.Sc, MA, Psikolog, Dr. Thomas Subarso Isriadi, MH, MBA, M.Th, M.Psi, Psikolog, selaku praktisi human resource, hukum dan psikolog, serta Direktur SDM dan Keuangan Perumda Tirtanadi Salman Farizi Sihotang, B.Comm, Ec, SE, M.Si.

Tema besar yang dibahas dalam diskusi yang dilaksanakan secara daring tersebut adalah “Wellbeing at The Workplace, Pemikiran Solutif Demi Pekerja Produktif dan Inovatif”, dihadiri oleh sejumlah dosen, praktisi dan mahasiswa.

Dr. Arifin sendiri memberikan materi bertajuk “SDM Sehat Mental Kinerja Organisasi Unggul” (Best Practice dan Kinerja Universitas Sumatera Utara).

Pada pemaparannya, ia mengemukakan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya manusia pada sebuah organisasi/perusahaan, dengan mengambil contoh dalam implementasi yang telah dan akan dilakukan di USU.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan SDM di institusi perguruan tinggi, antara lain; meningkatnya beban kerja dosen dan tendik, birokrasi manual yang rentan memicu stress kerja, tuntutan kinerja tridarma yang semakin kompleks dan kompetensi digital yang belum merata.

Menjawab tantangan tersebut, Dr. Arifin menilai, terdapat Kebijakan Employee Wellbeing yang berlaku di USU, terdiri dari regulasi tingkat pemerintah, regulasi tata kelola internal universitas serta regulasi manajemen dan pembinaan pegawai.

Regulasi manajemen dan pembinaan pegawai mencakup penghargaan dan pengelolaan SDM, pengembangan karir dan kompetensi, kesejahteraan finansial (remunerasi), kesejahteraan fisik (cuti) dan kesejahteraan psikologis dan sosial. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong SDM untuk berkembang maksimal dalam segala aspek.

“Target dari Work Space Wellbeing di USU diharapkan dapat berdampak pada produktivitas dan kinerja yang lebih baik, dapat memperkuat loyalitas dan meningkatkan inovasi," tegasnya.

Dr. Arifin merinci, terdapat tiga pilar yang menjadi model pengelolaan SDM USU dan menopang aspek peningkatan finansial, professional, sosial, psikologis dan fisik SDM. Tiga pilar tersebut adalah digitalisasi layanan SDM, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan serta monitoring beban kerja dan budaya layanan manusiawi.

"Jika tiga pilar itu dapat diimplementasikan dengan baik dalam seluruh alur kerja, maka hasil yang didapatkan di antaranya remunerasi yang adil dan layak, dukungan dan pengembangan karir, hubungan kerja yang harmonis, terkendalinya stress, terjaganya emosi dan motivasi, serta terpeliharanya kesehatan dan energi kerja SDM,” tutup Dr. M Arifin Nasution.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi