Walapun air sudah surut, namun areal persawahan masih digenangi air, sehingga bibit padi yang baru ditambur dengan umur 2 sampai 1 minggu habis disapu air banjir.

Selain itu, areal persawahan yang sudah siap tanam maupun yang sudah ditanam padi, yang umurnya bervariasi antara 1 hingga 2 minggu semuanya tenggelam digenangi air.

Akibat dari kejadian itu para petani mengalami kerugian besar, sebab mereka harus kembali menabur bibit, dan bagi yang sudah menanam harus menanam kembali, sehingga kerugiannya semakin besar karena upah menanam.

Pantauan di sejumlah kawasan persawahan, Selasa (9/12) terlihat di Dusun I, II, III di Desa Pekan Tanjung Beringin terlihat areal persawahan masih digenangi air, demikian juga di wilayah Desa Pematang Cermai, Pematang Terang, Tebing Tinggi (Dungun), Mangga Dua. Para petani di sana belum bisa berbuat untuk mengolah lahan mereka.

Sementara debit air yang menggenangi pekarangan dan rumah masyarakat sudah surut, dan wargapun terlihat sudah mulai membersihkan rumah- rumah mereka yang digenangi air banjir tersebut.

Karena bibit dan tanaman padi mereka tenggelam akibat banjir, para petani sangat membutuhkan bantuan bibit padi.

Seorang petani di Desa Tebing Tinggi, D boru Siahaan (68) mengatakan, sawah miliknya yang baru ditanami padi berumur sekitar 15 hari rusak total akibat terendam banjir.

“Kami sangat berharap bantuan bibit padi agar bisa segera menanam kembali. Kalau terlambat kami khawatir tidak bisa mengejar pola tanam, apalagi menjelang panen raya dan Hari Raya Idulfitri,” katanya.

Para petani juga berharap perhatian dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Menteri Pertanian, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, serta Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya melalui Dinas Pertanian Sergai, agar segera menyalurkan bantuan bibit padi kepada petani yang terdampak banjir.

(BAH/RZD)