Alokasi dimaksud, sangat minim dibanding kebutuhan. Erwin menyebut, usulan ke Bupati Rp12 milliar untuk pembehanan ruas jalan di ibukota daerah otonom ini.

“Alokasi tersedia, hanya Rp114 juta,” kata Erwin.

Karenanya, sentuhan rehabilitasi sangat-sangat terbatas. Dan dari sisi struktur, dana dimaksud bukan kualitas hotmix.

“Kalau anggaran segitu dipakai buat hotmix, volumenya malah lebih kecil lagi sebab biaya mobilisasi alat tersedot berkisar Rp35 juta,” kata Erwin.

Dijelaskan, dana dimaksimalkan untuk pembehanan infratruktur rusak parah di 5 titik. Yakni samping Balai Budaya, Jalan Gereja, Jalan Merdeka, Simpang Jalan Tembakau dan Jalan Pakpak.

Model kerja, kata Erwin, pondasi dikeruk sedalam 40 sentimeter kemudian diganti base. Dengan demikian, kerusakan tidak bolak-balik.

“Jadi, base atau pondasi, dibongkar. Hari ini, ditarget, semuanya tuntas,” ujar Erwin.

Dijelaskan, sesungguhnya masih jamak lintasan parah di pusat permukiman dan bisnis. Diantaranya Jalan Persada Desa Huta Rakyat.

“Penanganan bukan lantaran jelang Nataru (natal dan tahun baru). Memang, rehabilitasi kategori mendesak, mengganggu kenyamanan berlalulintas,” kata Erwin.

(SSR/RZD)