Misi Pulangkan 'Bow, Jay, Noon, dan Raiking': BBKSDA Sumut Jemput 4 Orangutan di Kargo Kualanamu (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deli Serdang – Sebuah kado kemanusiaan dan lingkungan tiba di Sumatra Utara tepat di malam Natal. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara resmi menerima kepulangan (repatriasi) empat individu bayi orangutan yang sempat diselundupkan ke Thailand, Rabu (24/12/2025).
Keempat primata tersebut tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional Kualanamu setelah menempuh perjalanan panjang dan sempat menjalani transit satu malam di Jakarta.
Kepala BBKSDA Sumut, Novita Kusuma Wardani, mengungkapkan bahwa keempat orangutan tersebut merupakan hasil operasi penindakan perdagangan ilegal yang dilakukan Pemerintah Thailand pada Januari dan Mei 2025.
"Rata-rata umur orangutan ini diperkirakan di kisaran 1 tahun. Benar-benar masih bayi," ujar Novita saat prosesi serah terima di Bandara Kualanamu.
Dari keempat individu tersebut, terdapat keberagaman spesies yang sangat penting bagi konservasi, yaitu 3 individu Orangutan Sumatra (Pongo abelii) berjenis kelamin jantan dan betina, dan 1 individu Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) berjenis kelamin betina.
Kehadiran spesies Tapanuli ini menjadi perhatian khusus mengingat statusnya sebagai salah satu kera besar paling terancam punah di dunia.
Keempat bayi orangutan yang diberi nama Bow, Jay, Noon, dan Raiking ini telah melewati serangkaian asesmen kesehatan dan perilaku yang ketat. Meski sempat menjadi korban perdagangan gelap, pihak BBKSDA optimistis mereka dapat kembali ke alam liar.
"Terkait kapan bisa dilepasliarkan, itu tergantung pada kesiapan mereka selama masa rehabilitasi. Begitu mereka siap, tentu akan segera kita rilis di habitat aslinya masing-masing," tambah Novita.
Kini, Bow dan kawan-kawan telah dibawa menuju pusat rehabilitasi Sumatra Rescue Alliance (SRA) di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.
Fasilitas ini dikelola oleh Centre for Orangutan Protection (COP) yang fokus pada pemulihan insting liar satwa sebelum benar-benar dilepas ke hutan.
Kepulangan ini merupakan buah manis dari kerja sama diplomatik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand dalam memberantas perdagangan satwa liar lintas negara.
(KAH/RZD)