Oleh: Jekson Pardomuan. “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” (Kolose 3 : 12).
Ketika kita punya keinginan untuk membeli buah jeruk atau manggis, pasti yang kita pilih adalah buah pilihan. Kita tidak mau membeli buah yang kotor, cacat atau rasanya tidak manis. Pasti kita menginginkan buah yang manis, cantik, bersih dan yang terbaik. Sama halnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pasti tidak mau menjadi orang-orang yang dipinggirkan, dikucilkan atau dilupakan sama sekali. Kita ingin menjadi orang pilihan yang dipertimbangkan kemampuannya, dipertimbangkan keberadaannya, apalagi kalau kita menjadi orang pilihan Tuhan. Pasti kita sangat bersukacita dan bersorak-sorak karena Tuhan berkehendak kepada kita.
Di dalam Alkitab, ada beberapa cerita tentang umat pilihan dan orang-orang pilihan Allah. Berbicara tentang umat pilihan, mengapa Allah memilih Israel menjadi umat pilihan-Nya? Ulangan 7:7-9 memberitahu kita, “ Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu—bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.”
Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi umat yang akan melahirkan Yesus Kristus – Penyelamat dari dosa dan kematian (Yohanes 3:16). Allah pertama-tama menjanjikan Mesias setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3). Kemudian Allah menegaskan bahwa Mesias akan datang melalui jalur Abraham, Ishak dan Yakub (Kejadian 12:1-3) Yesus Kristus adalah penyebab utama mengapa Allah memilih Israel menjadi umat pilihan-Nya. Allah tidak harus memiliki “umat pilihan,” namun Dia memutuskan untuk melakukannya dengan cara itu. Yesus harus datang melalui sebuah bangsa, dan Allah memilih Israel.
Namun demikian, alasan Allah memilih Israel bukan hanya untuk kedatangan Mesias semata-mata. Keinginan Allah bagi Israel adalah bahwa mereka akan pergi dan mengajar bangsa-bangsa lain mengenai Dia. Israel dipanggil menjadi bangsa imam, nabi dan misionari kepada dunia ini. Rencana Allah adalah bagi Israel menjadi bangsa yang berbeda, bangsa yang membawa orang kepada Allah dan janji-Nya mengenai Penebus, Mesias dan Juruselamat.
Secara umum, Israel gagal dalam tugas ini. Namun demikian, tujuan utama Allah bagi Israel, yaitu membawa Mesias dan Juruselamat, telah terpenuhi dengan sempurna – dalam diri Yesus Kristus.
Menjadi orang-orang pilihan Tuhan, bukan berarti tidak menghadapi permasalahan keluarga, permasalahan kerja dan masalah lainnya. Orang pilihan bukan berarti terbebas dari segala masalah dan persoalan. Kadang pemikiran kita keliru dan salah arah, karena menjadi orang pilihan Tuhan tidak berarti kita bebas dari persoalan dan tantangan hidup.
Di dalam Alkitab ada Ayub yang menjadi orang pilihan Allah, Ayub harus mengalami krisis yang begitu berat dalam hidupnya, meski hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Saat Ayub menghadapi masalah, teman-temannya datang menuduh Ayub dan berkata pasti ada yang tidak beres dalam hidupnya. Tapi Ayub berkata, “Biarlah Allah sendiri yang memeriksa hatiku karena Dia tahu persis segala yang aku pikirkan dan lakukan.”
Kita tidak perlu melihat berapa besarnya masalah yang kita hadapi; jika Tuhan mengijinkan kita menghadapi masalah, Ia pasti akan memberikan kekuatan agar kita dapat meraih kemenangan. Orang-orang percaya di akhir jaman akan menghadapi masa-masa sukar, tetapi kita harus tetap bekerja keras.
Menjadi orang-orang pilihan Allah, ada beberapa kriteria yang melekat di dalam diri kita. Mulai dari cakap, pintar dan ahli dalam bidang tertentu. Kemudian, memiliki sikap yang takut akan Tuhan. Kalau kita hendak menjadi orang-orang pilihan Allah, berarti kita harus takut dengan Tuhan, takut untuk melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan.
Untuk menjadi orang-orang pilihan, kita juga harus jujur dan dapat dipercaya. Alkitab menuliskan dalam Amsal 28:20 “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”
Orang yang jujur dan dapat dipercaya bisa memegang teguh rahasia, menjaga lidah agar tidak mengucapkan kata-kata kotor, tidak mengurangi dan menambah-nambahi cerita yang sejujurnya. Orang seperti ini sangat mudah dibenci oleh orang lain terutama Tuhan Allah Yang Maha Tahu.
Orang-orang pilihan Allah juga memiliki integritas dan tidak mudah disuap atau disogok. Di tengah situasi seperti sekarang ini, banyak orang yang mudah terhanyut dengan iming-iming uang dari oknum-oknum tertentu. Hanya karena membutuhkan sejumlah uang, ada banyak anak Tuhan yang rela menjual kepercayaannya dan menukarnya dengan sejumlah uang rupiah atau jabatan penting di pemerintahan.
Berintegritas tidak hanya jujur dan berlaku baik, tapi juga memiliki rasa keadilan dan menjunjung tinggi pentingnya kebersamaan dalam segala hal. Samuel adalah salah satu contoh pribadi yang konsisten dan beritegritas, sampai akhir pelayanannya sebagai pemimpin bangsa Israel dia tetap bersih dari perilaku yang tidak benar.
1Samuel 12:3 menuliskan “Di sini aku berdiri. Berikanlah kesaksian menentang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang diurapi-Nya: Lembu siapakah yang telah kuambil? Keledai siapakah yang telah kuambil? Siapakah yang telah kuperas? Siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekerasan? Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu.”
1Samuel 12:4 Jawab mereka: “Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun.”
Tuhan yang memilih adalah Tuhan yang tidak mengambil alih tanggung jawab kita. Kita telah diberi kuasa oleh Yesus dan karena itu Dia tidak pernah melepaskan kita dari tanggung jawab kita—meski kita adalah orang pilihan Tuhan dan memiliki kuasa di dalam Yesus.
Sebab, meski kita adalah orang pilihan, kita harus tetap melaksanakan firman Allah. Orang yang dipilih Tuhan justru harus menghadapi proses. Ini sama dengan seseorang yang salah dalam melangkah dan ditegur oleh Allah. Tuhan memilih kita untuk menjadi orang yang percaya yang dapat bekerja keras dan berlaku jujur dalam segala perkara. Firman Tuhan sebagai penutup diambil dari Amsal 10 : 20 “Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.” Amin.