PB Laksamana Lancang Kuning Prihatin

Situs Sejarah Makam Diraja Sultan Serdang Harus Dipugar

Beringin, (Analisa). Ketua Harian Pengurus Besar (PB) Lembaga Melayu Laksamana Lancang Kuning Tengku Alkadrisyah menegaskan keprihatinannya terhadap kondisi makam Diraja Sultan Serdang di Desa Serdang, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, yang tidak terurus dan tidak layak sebagai pelaku sejarah cikal bakal berdirinya daerah itu.

“Melihat kondisinya seperti ini, kondisinya cukup memprihatinkan. Seharusnya makam ini dipugar sebagai situs sejarah. Kurang layak kondisinya” ucap Tengku Alkadrisyah usai berziarah ke makam Diraja Sultan Serdang bersama pengurus lainnya.

Menurutnya, pemerintah setempat harusnya melihat makam Diraja Sultan Serdang ini sebagai situs sejarah yang bernilai luar biasa dan punya potensi untuk menjadi bagian pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bila diperhatikan dan ditata.

Sultan Serdang yang pernah berkuasa merupakan cikal bakal sejarah berdirinya Kabupaten Deliserdang dan semestinya sejarah ini tidak dikaburkan tapi justru harus disampaikan kepada anak dan cucu masa mendatang bahwa daerah ini bisa ada karena jasa para Sultan Serdang.

Tengku Al panggilan akrab tokoh muda melayu Sumut ini menegaskan, sejarah bangsa ini harus benar-benar disampaikan secara utuh tanpa ada upaya pengaburan. Sebab, bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah serta belajar dari sejarah itu.

“Bangsa kita jangan sampai melupakan sejarah masa lalu. Harus disampaikan sejarah sebenarnya secara utuh. Kalau kita mau maju dan berkembang secara bermartabat” tegasnya.

Punya Kewajiban

Menurutnya, pemerintah daerah punya kewajiban dan tanggung jawab untuk memugar situs sejarah makam Diraja Sultan Serdang yang kondisinya cukup memprihatinkan. Melalui anggaran APBD, selayaknya situs sejarah itu diselamatkan dari ancaman kepunahan yang bakal merusak sejarah masa silam.

“Kita menilai pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Deliserdang, punya kewajiban untuk tetap melestarikan situs sejarah ini. Jangan sampai situs ini punah. Harus dipugar. Kan ada APBD dan upaya lain bersama dari kita melalui dana bantuan pihak lainnya” tandasnya.

Ungkapan senada juga dilontarkan tokoh melayu Sumut OK Azhari yang turut berziarah. Mantan Ketua PB Angkatan Muda Melayu Indonesia (AMMI) ini menilai, pemerintah punya kewajiban untuk melakukan pemugaran terhadap situs sejarah makam Diraja Sultan Serdang.

Kewajiban itu salah satunya menganggarkan dana melalui APBD untuk pemeliharaan sebagai situs sejarah berharga bangsa Indonesia khususnya bagi daerah Deliserdang. “Pemerintah punya kewajiban. Seharusnya dianggarkan untuk pemugaran” ucapnya.  

Pemugaran itu, selain kewajiban dan tanggung jawab pemerintah juga dalam rangka menyelamatkan Deliserdang dari kepunahan sejarah. Sebab, lahirnya Deliserdang tidak lepas dari keberadaan dan perjuangan Sultan Serdang dimasa lalu.

“Lahirnya Deliserang tidak lepas dari perjuangan Sultan Serdang. Ada pemerintahan waktu itu. Itu cikal bakal Deliserdang ini” urainya.

OK Azhari juga mengimbau tokoh dan lembaga melayu agar punya perhatian secara bersama untuk peduli menyelamatkan situs sejarah makam Diraja Sultan Serdang serta situs lainnya juga hal-hal berkaitan dengan melayu untuk maju dan berkembang.

Belajar dari daerah Jawa yang mampu melestarikan tradisi dan budaya mereka sehingga masih banyak situs bertahan sampai saat ini, Azhari mengajak masyarakat melayu untuk ambil bagian menjadi pelaku peduli melayu dengan melestarikan tradisi-tradisi melayu dan berlakon patuh kepada adat budaya.

‘”Di Jawa, mereka sangat memperhatikan ini. Masyarakatnya patuh kepada adat budaya” ungkapnya.

Prihatin

Pantauan Analisa, kondisi komplek makam Diraja Sultan Serdang di Desa Serdang itu sangat memprihatinkan. Dinding tembok yang mengelilingi areal seluas sekira 3-4 rante itu mulai condong. Bahkan dinding depan bagian kirinya juga sudah rubuh serta areal perkuburanya terlihat semak dengan rerumputan liar.

Kesan sebagai situs sejarah bangsa yang luar biasa kurang terekam di areal komplek makam itu. Padahal di dalamnya terdapat makam Sultan Serdang II Tuanku Sultan Ainan Johan Alamsyah (1767-1817) , Sultan Serdang III Tuanku Sultan Thaf Sinar Basarshah (1817-1850) dan Sultan Serdang III Tuanku Sultan Basyaruddin Syaiful Alamsyah (1809-1880) serta beberapa makam lainnya.

Bahkan saat masuk dari pintu gerbang, rimbunnya pepohonan pisang milik warga sekitar menjadi balutan pemandangan sebelum sampai ke makam berjarak sekira 100 meter. Pemandang cukup memprihatinkan yang memang harus diperhatikan.

Turut serta dalam ziarah itu Ketua Umum PB Laksamana Lancang Kuning OK Khaidar Aswan, wakil Ketua Hendra Idris Sinik, RA Rafika Husnah, M Ridwan Ritonga, Aspi, Sekretaris Umum Jaman Sahputra Effendy, Ketua Bidang Litbang Sosial Kontrol M Din, Ketua Laksama Lancang Kuning Kota Medan Tengku Eswin bersama Wakil Ketua Zulkifli dan Sekretaris Syahrul serta Ketua Laskar Melayu Hangtuah Deliserdang Khairan. (ak)

()

Baca Juga

Rekomendasi