Medan, (Analisa). Perjumpaan dengan Allah dalam keluarga bukanlah sekadar perjumpaan biasa melainkan memiliki nilai yang tak pernah diberikan oleh dunia. Karena itu perjumpaan yang tidak sembarangan dan langka ini patutlah dihargai dan dihormati setiap pribadi dan keluarga sebab perjumpaan dengan Allah adalah indah dan mendatangkan kebaikan karena di dalamnya ada berkat yang tak berkesudahan.
Demikianlah Bishop Gereja Methodist Indonesia (GMI) Wilayah I Darwis Manurung, STh, MPsi dalam khotbahnya pada perayaan Natal Gabungan Distrik (2, 10, 11 dan 12) GMI Wil I yang berlangsung meriah dan penuh sukacita dan rasa persaudaraan di GMI Jemaat Gloria, Senin (8/12), bahwa berjumpa dengan Allah dalam keluarga yang merupakan thema Natal gabungan keluarga besar distrik tersebut dan juga merupakan thema perayaan Natal Oikoumene Nasional 2014 suatu thema yang mengajak setiap keluarga dan pribadi mengalami perjumpaan dengan “Allah kita Tuhan Yesus Kristus yang kelahiran-Nya kita rayakan malam ini”.
“Berjumpa dengan Allah dalam konteks Kitab Imamat terdapat tiga hal: Jangan membuat berhala (ayat 1). Menyembah berhala, pohon-pohon besar dan tempat-tempat kramat lainnya yang dianggap mendatangkan berkat mungkin tidak lagi. Tapi harta, istri, pekerjaan, hobi dan lainnya bisa menjadi berhala baru. Memelihara hari Sabat (ayat 2). Tidak dikatakan ke gerejalah atau ke bait Allah-lah setiap hari Sabat tapi memelihara. Artinya peliharalah kekudusan, berilah hidupmu untuk Tuhan, meskipun ke gereja itu perlu sama-sama beribadah dengan saudara-saudara lainnya. Hidup menurut ketetapan-Ku (ayat 3),” kata Bishop Manurung dalam penjelasan Firman Tuhan di Imamat 26:12.
Hasil Perjumpaan
Lalu apa hasil perjumpaan dengan Allah, Bishop Manurung mengatakan:” Musim yang jelas (ayat 4), hasil panen yang berlimpah (ayat 5a), makan sampai kenyang (ayat 5b) bukan kekenyangan, menikmati damai sejahtera (ayat 6) dan menjadi perkasa (ayat 7). Perkasa menghadapi berbagai masalah, kesulitan dan tantangan termasuk dampak kenaikan BBM sebab kita sudah berjumpa dengan Allah sumber segala berkat dan solusi itu.”
Untuk itu Bishop yang menyampaikan khotbah yang begitu bersemangat dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti oleh yang hadir mengajak “semua jemaat termasuk para DS, pendeta dan majelis menghargai dan menikmati perayaan Natal ini sebagai salah satu waktu perjumpaan dengan Allah. Tapi jangan hanya kali ini berjumpa dengan Allah namun juga di waktu-waktu lain lewat puji-pujian, doa, sembahan dan kepedulian kita dengan sesama tanpa memandang buluh, posisi dan kedudukan.”
Ketum Natal Gabungan Distrik GMI Wil I Ir Sunarlim Satio dengan sekretaris Martin P Siregar dan bendahara Antonius menyatakan dalam sambutannya kiranya perayaan Natal bersama ini akan memberi perubahan menjadi hidup baru dalam setiap pribadi dan keluarga ketika berjumpa dengan Allah. Beliau mengucapkan terimakasih atas kehadiran sumua jemaat dan pengurus gereja distrik 2, 10, 11 dan 12 GMI Wil I dan para donator yang bersedia membantu demi terselenggaranya natal gabungan.
Humas Drs Naurat Silalahi menjelaskan bahwa Natal gabungan tersebut merupakan rangkaian safari Natal distrik 2, 10, 11 dan 12 GMI Wilayah I dan sebelum perayaan ini beberapa hari sebelumnya diadakan Natal dan baksos di Panti Yayasan Pemenangan Jiwa Sumatera Simpang Pemda Tanjung Sari dan TPA Namo Bintang-Durian Tonggal dan setiap 10 keluarga dalam tiap-tiap distrik akan menerima dana santunan sebesar Rp 500.000 dari panitia natal.
Perayaan Natal tersebut dikemas dengan berbagai tampilan termasuk koor-koor, kwartet, nyanyian malam kudus, puji-pujian angklung dan lucky draw. (js)