Lhoksukon, (Analisa). Dua nelayan Gampong (desa) Ulee Rubek, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, Irham Manyak (40) dan Muhammad Adam mengaku melihat pesawat terbang jatuh yang diperkirakan di sekitar perairan Kota Langsa.
Mereka mengaku menyaksikan pesawat yang saat itu berada di ketinggian sekitar 200 meter tiba-tiba mengeluarkan asap lalu menghilang.
Jatuhnya pesawat itu bersamaan dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 tak lama setelah lepas landas dari Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China.
Irham Manyak kepada Analisa, Selasa (18/3) mengatakan, pada Sabtu (8/3) itu dia dan Adam tengah mencari ikan di laut. Mereka melaut sekitar 30 mil dengan menggunakan perahu tempel. Tiba-tiba, akunya, mereka melihat pesawat berwarna putih mengeluarkan asap dan sekitar lima menit kemudian pesawat itu menghilang.
“Namun kami tidak tahu apa jenis dan tulisan di badan pesawat tersebut tidak terlihat karena berkabut,” ujar Irham.
Panglima Laot Seunuddon, Amir Yusuf, mengatakan, kedua nelayan tersebut saat itu sedang memancing di perairan Aceh Timur. “Pesawat itu jatuh siang hari. Lokasinya tak jauh dari tempat mereka memancing.
Mereka yakin bahwa yang jatuh itu adalah pesawat terbang, bukan benda lain,” ujarnya mengutip pernyataan nelayan tersebut.
Sekadar mengingatkan, keberadaan pesawat MAS Boeing 777-200ER dengan nomor penerbangan MH370 yang menghilang mendadak itu memang belum terungkap meski pencarian dan penyelidikan terus dilakukan.
Hentikan pencarian
Sementara itu, regu pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) Aceh yang melakukan pencarian pesawat MAS MH370 di perairan Selat Malaka serta menyisir jalur-jalur internasional, Selasa (18/3) menghentikan sementara upayanya. Penghentian ini karena beredarnya spekulasi bahwa pesawat itu telah dibajak.
Di Pelbuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, Selasa (18/3), kapal motor (KM) Purworejo yang digunakan tim SAR Aceh untuk mencari pesawat itu tampak sandar sejak Senin (17/3). Personel SAR tampak tengah membersihkan kapal tersebut.
Dalam pencarian yang sudah berlangsung selama sepekan, tim SAR Aceh melibatkan 22 personel. Selain KM SAR Purworejo dari Batam, mereka juga menggunakan satu unit helikopter.
Penghentian pencarian pesawat MAS itu karena penyebab hilangnya belum diketahu. “Kami sedang menunggu apa penyebab hilangnya pesawat tersebut,” kata Kepala Kantor SAR Aceh, Budi Cahyadi Ssos, kepada wartawan.
Penghentian pencarian sementara ini juga terkait dengan pernyataan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, yang menyatakan bahwa hilangnya pesawat tersebut dari pantauan radar sipil disengaja oleh seseorang di dalam pesawat.
Penghentian sementara ini juga dilakukan untuk memulihkan kondisi fisik 22 personel SAR Aceh yang sudah melakukan pencarian hampir sepekan.
Selain itu juga melakukan perawatan kapal dan pengisian bahan bakar.
Saat ini, tim SAR Aceh sedang menunggu penyebab pasti hilangnya pesawat tersebut guna memudahkan proses pencarian.
Di bagian lain, Budi Cahyadi, menyatakan, pihaknya mengalami kesulitan saat melakukan pencarian di Selat Malaka karena cuaca kurang mendukung.
Adapun fokus pencarian adalah di jalur-jalur internasional atau yang kerap dilintasi kapal-kapal dari berbagai negara.
Namun, belum diketahui pasti di daerah mana pesawat tersebut mengarah.
Untuk mengantisipasi adanya pencarian lagi, tim SAR Aceh sudah menyiagakan tiga kapal motor di pelabuhan Ulee Lheu, demikian Kepala Kantor SAR Aceh ini. (bsr/rfl)