Salapian, (Analisa). Umat Budha di Desa Parangguam, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat mengecam aksi perusakan rumah ibadah Vihara Sriwijaya dilakukan sejumlah orang tak dikenal. Akibatnya, puluhan umat Budha di desa itu takut melaksanakan ibadah.
Menurut Pendita Vihara Seh Ukur Sembiring saat melaporkan aksi perusakan Vihara di Polsek Salapian, Selasa (18/3), aksi perusakan sudah terjadi tiga kali. “Perusakan dengan cara pelemparan batu pada dinding kaca vihara diketahui pertama kali, Minggu, saat sejumlah anak akan melaksanakan ibadah di vihara,” terang Seh Ukur didampingi Robinson Sitepu.
Perusakan itu menyebabkan sebahagian dinding rumah ibadah hancur. Serpihan kaca bertaburan dan didapati beberapa batu diduga digunakan pelaku, kata Seh Ukur.
Sejumlah anak yang akan melaksanakan ibadah ketika itu, terpaksa melaksanakan ibadah minggu di luar vihara. Menjelang sore, aksi yang sama terulang lagi.
“Pada pukul 15.00 WIB vihara kembali dilempari yang pelakunya tidak diketahui,” katanya. Akibat pelemparan yang kedua kalinya itu, vihara yang menjadi kebanggan umat Buddha di desa itu semakin rusak. “Pelaku melempari dinding vihara yang sebahagian terbuat dari kaca hingga menyebabkan kerusakannya semakin meluas,” imbuhnya.
Aksi pelemparan vihara itu disesalkan umat Buddha yang ada di desa itu. Sebab, mereka menilai selama ini masyarakat desa tetap menjaga toleransi sesama umat bergama dalam melaksanakan ibadah.
Menjelang pukul 18.00 WIB, umat Buddha di desa itu kembali dikejutkan dengan terulang kembalinya aksi perusakan. “Pada saat itu, ada tiga kali pelemparan dilakukan yang hingga saat ini belum diketahui motifnya serta pelakunya,” sebut Robinson. “Kita khawaatir aksi perusakan terulang kembali saat kami melaksanakan ibadah. Sebahagian umat Buddha takut datang ke vihara untuk beribadah,” tegasnya.
Aksi perusakan vihara yang saat ini masih diselidiki pihak kepolisian Sektor Salapian itu, hingga saat ini belum diketahui motifnya. (als)