Amri Tambunan, Bupati Sarat Prestasi

Oleh : Rhinto Sustono. ERA otonomi daerah (otda) membuka peluang besar bagi pemerintahan di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi untuk menjadi yang terbaik. Sayang, prospek sedemikian itu, kerap tidak bermanfaat bagi kemajuan suatu daerah. Alih-alih menyejahterakan rakyat negeri, yang terjadi justeru menjadi jerat bagi kepala daerah untuk korupsi.

Dari sekian banyak kepala daerah di Sumut yang bermasalah, kita masih bisa bangga karena di Deliserdang masih ada Bupati H Amri Tambunan yang bertegak kepala hingga dua periode mengakhiri masa jabatannya. Keteladanan ini semestinya menjadi fenomena yang patut dicontoh oleh siapa pun yang menjabat bupati/walikota.

Menjadi tonggak sejarah, baru kali pertama di Sumut, adanya pilkada yang dimenangkan pasangan calon dengan raihan suara lebih 50 persen. Itu hanya terjadi di Deliserdang pada 2008 silam, saat Amri Tambunan berpasangan dengan H Zainuddin Mars-meskipun saat itu masih ada 8 pasangan rival lainnya. Keteguhan masyarakat memilih Amri Tambunan bukan tanpa alasan, semuanya bermuara dari keberhasilan pembangunan selama lima tahun periode pertama.

Gerakan Deliserdang Membangun (GDSM) menjadi mahfum di kalangan masyarakatnya. Dengan mengandalkan sinergisitas tiga pilar kekuatan, pemerintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan aktif kalangan swasta (dunia usaha/dunia industri), kabupaten yang nyaris terpuruk saat Amri Tambunan mulai memimpin pada 2004, mampu bangkit bahkan melahirkan berbagai prestasi.

Akar GDSM yang lahir dari roh kegotongroyongan, kemudian bertumbuhkembang pada berbagai sektor pembangunan. Sebut saja debut pembangunan dunia pendidikan dengan mengusung konteks ‘Cerdas’ (percepatan rehabilitasi dan apresiasi terhadap sekolah) yang menguburkan masa suram pendidikan di daerah itu, dengan gedung sekolah yang tidak layak pakai menjadi 100 persen terbangun hanya dalam hitungan dua tahun memimpin pada periode I.

Begitu halnya dengan pembangunan bidang kesehatan dengan konsep ‘Ceria’, bidang kesejahteraan melalui ‘Bedah 10 Ribu Rumah tidak Layak Huni’, dan sejumlah konsep lainnya. Sinergitas ketiga pilar pembangunan itu pun, kemudian menguratnadi pada sendi kehidupan masyarakatnya. GDSM telah mampu merubah perilaku masyarakat materialistis kepada tatanan hidup yang tanpa pamrih, ikhlas, dan bersemangat gotong-royong.

Piala Adipura

Layaknya diidamkan seluruh daerah, keberhasilan meraih Piala Adipura merupakan suatu prestise. Keberhasilan Pemkab Deliserdang dalam menata ibukota kabupaten, menarik perhatian pemerintah pusat. Beberapa tahun berlalu, pada priode I pemerintahan Amri itu pun, Adipura kembali mampir di Lubuk Pakam pada 2007. Tahun berikutnya, Piala Adipura kembali direbut.

Berturut-turut, Plakat Lalu Lintas dan Angkutan (Wahana Tata Nugraha) dari Menteri Perhubungan RI diraih Deli Serdang pada 2005-2006. Presiden juga menganugerahkan Mangala Karya Kencana Kelas II pada 2005, Piala Citra pada 2006, Satya Lencana Pembangunan (2007), Satya Lencana Wira Karya Pembangunan Keluarga Berencana (2008), dan Bhakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2007) melalui Menteri Negara Koperasi dan UKM.

Memasuki periode II kepemimpinan Amri Tambunan yang memulai karir di pemerintahan sebagai Kaur Pembinaan Masyarakat di Kantor Camat Medan Johor (1979-1981) itu, prestasi raihan Piala Adipura justeru berturut-turut dari 2010, 2011, dan 2012. Mantan Camat Tanjung Morawa (1984-1988) itu pun terus melayani rakyat Deliserdang dengan meningkatkan standar kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Upaya itu menorehkan berbagai penghargaan dari presiden, di antaranya Satya Lencana Wira Karya Pembangunan Bidang Pendidikan (2009), Satya Lencana Pembangunan Koperasi (2009), Penghargaan Pembina Terbaik K-3 (2009), dan Penghargaan Manggala Bhakti Husada (2010).

Pada 2011, prestasi putra Alm. Djamaluddin Tambunan – mantan Gubernur Muda Sumut (1960), Sekwildasu (1973), dan Gubernur Jambi (1974) dalam memimpin Deliserdang kian menanjak. Tujuh penghargaan dari menteri masingi-masing, Penghargaan Raksaniyata Menuju Indonesia Hijau dan Penghargaan Gren City keduanya dari Menteri Lingkungan Hidup, Bhakti Koperasi dan UKM Menteri Koperasi dan UKM, Penghargaan Kabupaten Layak Anak dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Penghargaan IGA (Innovative Government Award) dari Menteri Dalam Negeri, Penghargaan Peringkat II dan III kategori Sub Bidang Bina Marga (Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan) Penilaian Kinerja Pemda Bidang PU dari Menhub RI, Piagam Penghargaan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) Terbaik Tingkat Provinsi dari Menteri Kesehatan menambah jajaran prestasi kabupaten yang kini semakin dikenal karena memiliki Bandara Internasional Kualanamu itu.

Masih pada 2011, Presiden RI juga menanugerahi Penghargaan Atas Keberhasilan Memberikan Akte Kelahiran Gratis di Kabupaten Deliserdang, Piala Raksaniyata, dan Penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara. Catatan prestasi ini tidak terputus hingga tahun berikutnya. Pada 2012, empat menteri terdiri dari Menteri Kesehatan RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Talah Memenuhi Standard Pelayanan Rumah Sakit kepada RSUD Deliserdang, Menteri Lingkungan Hidup RI menganugerahi Piagam Penghargaan Adi Wiyata Nasional Kepada SD Negeri 105855 PTPN II Tanjung Morawa dan SMP Negeri II Kec. Sunggal, Menteri Dalam Negeri menyerahkan Piagam Penghargaan Atas Komitmen dan Keberhasilannya dalam Penyelenggaraan Pelayanan Penerapan e-KTP, dan Menteri Perekonomian memberikan penghargaan Peningkatan Government Award.

Puncak dari berbagai prestasi itu, pada bidang pertanian Presiden juga memberikan Penghargaan Peringkat I Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan capaian Peningkatan produksi Padi mencapai 20,68 persen.

Puncak Prestasi

Di saat sebagian besar kepala daerah merasa cemas saat mengakhiri masa jabatan, Amri Tambunan yang kader terbaik Partai Demokrat itu justeru kian menunjukkan kegemilangan menjadi pamong bagi masyarakatnya. Tahun 2013 merupakan tahun kegemilangan dengan raihan penghargaan tingkat nasional dan internasional.

Penghargaan nasional yang mengukuhkan Deli Serdang sebagai kabupaten peraih penghargaan ter tinggi dari segala bentuk penghargaan dari Presiden, yakni penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara (APN). Pada tahun sama, penghargaan Pangripta Nusantara Utama (Penyusunan RKPD yang tepat waktu dan adanya sinergitas antara SKPD pun diterima dari Menteri PPN /Bapenas, penghargaan K 3 (Kesehatan Keselamatan Kerja ) dari Menteri Tenaga Kerja RI, plakat Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan, Penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dua penghargaan dari Menkoinfo yakni ICT (Information Communication Technology) Pura dan Penghargaan atas dedikasi dan Komitmen dalam memberi Pelayanan Informasi Publik Masyarakat Malalui Mobil Pusat Teknologi Informasi Komunitas (M-Pustika), prestasi pada Lomba Penilaian Kerja Pemerintah Daerah (PKPD) Dalam Pembangunan Infrasturtur Jalan dan Jembatan dari Menteri PU, empat penghargaan dari presiden pada Hari Ibu ke-85: Anugrah Parahita Ekapraya, Bina Keluarga Balita (BKB), Kelompok BKB AL-Al-Hakim Dea Saentis, Percut Sei Tuan Kategori Paripurna, dan Rumah Sakit Sayang Ibu Kepada RSUD Deliserdang. Kemudian Penghargaan Raksaniyata dari presiden.

Dua lembaga internasional juga menganugerahi penghargana berbeda. Khususnya untuk bidang lingkungan hidup berupa Award ENO (Environtmen Online Kategori Tree Plainting and Most Valuate Park Devolopment) dalam hal Lingkungan Hidup khususnya Penanaman Pohon dari Dubes Filandia, hal sama juga diterima dari Menteri Kesehatan. Kemudian Lembaga Sertifikasi VL Registaret Firm Frankfurt menganugerahi Sertifikat ISO 9001-2008 Bidang Kesehatan.

Sejatinya, hirarki otda mengubah pola pemerintahan dilayani menjadi melayani masyarakat. Hal itu mengejawantah dalam sikap perilaku birokrasi di Deliserdang. Tidak sekadar meneruskan cita-cita reformasi sebagai penyemangat lahirnya otda, di kabupaten ini perbedaan diskriminasi ras dan gender juga terhindarkan melalui ragam etnis dan keberadaan perempuan menempati posisi strategis dalam pemerintahan berjalan.

Berdasarkan rencana, Senin (7/4) merupakan hari terakhir Amri Tambunan menapaki jabatannya. Psangan Ashari Tambunan-Zainuddin Mars akan meneruskan tampuk kepemimpinan dan tentu saja melanjutkan program pemkab yang belum terselesaikan.

Atas dedikasi, prestasi, dan kesungguhan menjadi ‘sang pemomong’, pantas jika segenap masyarakat Deliserdang mengantarkan purnatugas Amri Tambunan dengan senyum dan ucapan, “Selamat purnakraya, Pak. Jasa dan pengabdianmu menjadi teladan bagi kami.” Kita juga mengucap “Selamat bertugas, selamat menjadi pelayan,” kepada Ashari Tambunan-Zainuddin Mars.

()

Baca Juga

Rekomendasi