Dampak Begadang dan Pemulihannya

Oleh: Usman Efendie. Tidur merupakan cara alamiah memulihkan kondisi tubuh dari kelelahan aktivitas seharian yang kita lakukan. Boleh dibilang, tidur merupakan sistem yang disediakan fungsi tubuh agar organ dan pikiran kita bisa istirahat dengan maksimal. Sistem ini bekerja otomatis, saat kita mengalami kelelahan atau pada jam tertentu saat aktivitas berada pada batas maksimal, otomatis rasa kantuk datang dan kepingin tidur.

Tidak sekedar pola istirahat alamiah, tidur mempunyai peranan yang penting terhadap kesehatan. Para ahli merekomendasikan, untuk memulihkan kondisi tubuh fit seperti semula dibutuhkan waktu tidur yang cukup antara 6-8 jam per hari. Itu pun tergantung kualitas tidur.

Meski kita punya alokasi waktu yang tetap untuk tidur, kadang-kadang ada hal-hal tertentu yang membuat kita jadi kurang tidur alias begadang. Ada yang karena alasan pekerjaan seperti jaga malam, piket di rumah sakit, lembur atau karena lupa waktu menikmati kesenangan seperti begadang bersama teman-teman, online di depan komputer atau menonton siaran langsung sepak bola.

Dampak Begadang

Sejumlah ahli kesehatan menyarankan agar kita menjaga pola waktu tidur yang cukup untuk beristirahat. Pasalnya, kurang tidur berdampak pada ancaman kesehatan.

Peneliti dari University Alabama di Birmingham dalam sebuah riset yang melibatkan 5.666 partisipan berusia 45 tahun ke atas, menemukan indikasi adanya ancaman kesehatan bagi orang yang gemar begadang. Salah satu temuan penelitian mengindikasikan, orang yang tidurnya kurang dari enam jam semalam secara signifikan dapat meningkatkan risiko gejala stroke, khususnya kalangan pekerja usia 40-an hingga usia lanjut.

Konon, begadang dapat membantu proses pembakaran kalori. Para ahli itu mengatakan, begadang semalaman dapat membakar sebanyak 135 kalori. Jumlah tersebut setara dengan berjalan kaki sepanjang 3,2 kilometer. Kendati demikian, begadang bukanlah cara yang baik untuk digunakan dalam program penurunan berat badan karena agar organ tubuh tetap fit, butuh istirahat tanpa jeda sekurangnya selama 8 jam sehari.

Dampak buruk lain, kekurangan tidur dapat menurunkan kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan Sistem Pengobatan Maju di San Diego menunjukkan, kerja otak dalam keadaan kurang tidur menurun sangat drastis. Otak bagian cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih banyak, namun kinerja memori menurun. Ini dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Siklus tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran.

Kurang tidur juga akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.

Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi.

Berdasarkan penelitian juga, kekurangan tidur dapat membantu menjelaskan misteri dari meningkatnya gangguan jiwa di antara anak muda pada dekade ini. Penelitian terhadap remaja yang terbiasa begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial, tiga kali lebih berpotensi mengidap tekanan secara psikologis.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin (kebalikan dari leptin). Karena faktor perubahan biologis ini, tak heran jika masih merasa lapar meski baru saja makan yang banyak.

Orang yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena infeksi. Berbagai penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki sistem imun yang lebih kuat. Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur yang buruk.

Dalam jangka pendek, tidak semua dampak buruk kurang tidur terdeteksi, namun begadang dalam jangka panjang akan menjadikan produktivitas tubuh terasa menurun.

Pemulihan

Bila kita terpaksa kurang tidur karena sesuatu hal, yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas tidur. Caranya? Tidurlah sebentar di sela-sela kegiatan. Tidur selama 15 menit di sela-sela kegiatan bisa mengisi kembali energi buat beraktivitas kembali selama beberapa jam sesudahnya.

Berolahraga ringan seperti jogging dan brsepeda akan mempermudah untuk tidur saat waktunya tidur. Ini bisa jadi trik ampuh buat yang punya gangguan insomnia.

Banyak orang mengemil atau makan sebelum tidur.

Para ahli kesehatan menyarankan, bila tidak bisa dihindari, pastikan ngemil atau makan paling akhir dua jam sebelum tidur.  Hal ini penting untuk menjamin kondisi tubuh dalam kondisi siap tidur dan tidak sedang mencerna.

Suasana rileks sangat membantu meningkatkan kualitas tidur. Karena itu, matikan komputer dan TV satu jam sebelum tidur.

Melihat layar komputer atau TV sebelum tidur dapat menstimulasi otak seakan-akan saat itu masih terjaga.  Nyalakan lampu tidur, baca buku, atau mandi air hangat sebelum tidur bisa membantu menenangkan pikiran dan membuat badan terasa lebih rileks.

()

Baca Juga

Rekomendasi