TANAHNYA yang subur dengan iklim tropis membawa berkah sendiri bagi Indonesia. Beribu-ribu tanaman dapat tumbuh dan hidup subur di Indonesia. Salah satu keanekaragaman hayati tersebut adalah tanaman hias.
Tanaman hias kaya akan keindahan warna dan bentuknya, sehingga memiliki daya tarik natural yang luar biasa. Beberapa jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai obat untuk beberapa penyakit tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah toga (tanaman obat keluarga).
Di sisi lain tanaman hias juga mempunyai potensi nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga tidak salah apabila tanaman hias ini menjanjikan pundi-pundi rupiah yang cukup menggiurkan.
Berbisnis tanaman hias memang bukan jenis usaha baru, usaha ini membutuhkan ketekunan dan ketelatenan serta kesabaran dalam merawat tanaman disamping memiliki ilmu pengetahuan tentang tanaman yang cukup. Sehingga tidak heran apabila pebisnis-pebisnis tanaman hias yang sukses sering berangkat dan berawal dari hobi.
Berbagai tanaman hias yang dapat dibudidayakan, salah satunya adalah Sansevieria. Bunga ini masih banyak kita lihat di pekarangan rumah warga hanya dijadikan sebagai hiasan. Namun, banyak masyarakat yang belum tahu dibalik keindahan bunga ini terdapat manfaat yang luar biasa bagi lingkungan.
Bunga yang lebih di kenal dengan sebutan 'Lidah Mertua' ini memiliki banyak kelebihan, selain sebagai penghias ruang dan taman, bunga ini dikenal sebagai penyerap racun (polutan) di udara serta dapat mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang di timbulkan oleh perangkat elektronik seperti televisi dan komputer.
Sansevieria memiliki beragam warna pada daunnya, mulai dari hijau tua, hijau muda dan kombinasi beberapa warna. Daunnya yang tebal dengan ujung yang runcing atau berduri (berfungsi mengurangi penguapan). Bunga ini mampu menyimpan cadangan air dalam jumlah yang cukup banyak serta mampu hidup di daerah yang kering dan tandus.
7 (tujuh) syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi tren dan diterima masyarakat yaitu cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara.
Penuhi Syarat
Jadi semua syarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.
Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi.
Alasan kenapa sansevieria mempunyai banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan induknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun. Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi.
Mudah Mutasi
Tanaman ini mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya.
Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna yang juga beragam.
Daya tarik sansevieria lainnya adalah mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudidayaanya pun sangat sederhana dan mudah.
Bertambahnya variasi penampilan dan karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dari spesies yang sama sehingga menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dan karena adanya pengaruh dari factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, dan pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah sinar X dan gamma yang bergelombang pendek.
Keduanya merupakan radiasi pengion yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan ini disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah sehingga mutasi di alam sangat lamban.
Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan electron yang cukup tinggi sehingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal itu berpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan.
Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dengan memberi nama baru.
Penamaan yang tidak mengacu pada sumber yang benar akan membuat tanaman ini mempunyai dua nama.
Kerancuan ini dapat terjadi karena tanaman kurang cocok dengan lingkungan yang baru sehingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ini kerap stabil sehingga nama barunya menjadi paten. eria species ada lebih dari 140 jenis. (Int)