DPRD Sumut Minta Walikota Medan Bentuk Tim Peneliti

Fungsikan Kembali Drainase Peninggalan Belanda

Medan, (Analisa). Temuan terowongon yang difungsikan sebagai drainase masa penjajahan Belanda di Kota Medan, mengundang decak kagum berbagai kalangan masyarakat. Termasuk di kalangan anggota DPRD Medan. Pemko Medan pun diminta untuk memfungsikan kembali drainase itu.

“Pemko Medan diminta melakukan kajian agar drainase peninggalan Belanda yang tujuannya untuk mengantisipasi banjir dapat difungsikan kembali,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Medan, Hasyim kepada Analisa, Senin (19/5).

Menurut Hasyim, kerja keras aparatur pemerintahan Kota Medan sangat dibutuhkan, terutama Dinas Bina Marga bagaimana banjir di kota ini segera diatasi. Sekarang ditemukan gorong-gorong “raksasa” dimulai dari titik nol Lapangan Medeka.

“Dinas Bina Marga harus melakukan kajian temuan ini. Bisa jadi drainase itu diperuntukkan sebagai antisipasi banjir di Kota Medan. Sayangnya, Dinas Bina Marga tidak mau keluar keringat,” kata Hasyim.

Politisi PDI Perjuangan yang meraih suara terbanyak hasil Pemilu Legislatif 2014 ini, juga menyarankan agar Pemerintah Kota Medan melakukan studi banding ke Belanda, mencari peta drainase yang dibuat saat masa penjajahan. “Saya yakin peta itu disimpan di perpustakaan Belanda. Karenanya perlu melakukan kajian secara menyeluruh,” ujar Hasyim. 

Ketua Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) DPRD Kota Medan, Landen Marbun berpendapat, Lapangan Merdeka dijadikan sebagai titik nolnya Kota Medan. Sehingga para pendahulu atau dimasa penjajahan Belanda Lapangan Merdeka telah dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak mengalami banjir. Dimanapun sebagai titik nol sebuah daerah telah disiapkan sebagai ruang terbuka hijau.

Penataan

Penataan Lapangan Merdeka juga tidak terlepas pembangunan drainase. “Temuan drainase “raksasa” di seputaran Lapangan Merdeka merupakan kejutan bagi masyarakat, mengapa ini tidak difungsikan oleh pemerintah. Harusnya sarana yang disiapkan sejak dulu, itu telah permanen dengan konsep pembangunan jangka panjang,” kata Landen yang terpilih kembali sebagai anggota DPRD Medan priode 2014-2019 dari Partai Hanura.

Disebutkan Landen, dengan adanya temuan ini, Plt Walikota Medan harus menyiapkan kajian yang lebih serius, agar drainase tua itu bisa difungsikan kembali. “Saya yakin drainase itu tidak hanya di Lapangan Merdeka saja, tapi menyeluruh di seputaran Kota Medan,” kata Landen.

Apalagi, lanjut Landen, saat ini di seputaran Lapangan Merdeka sudah banyak pembangunan, dan di sisi stasiun keretaapi akan dibangun tempat parkir. “Apabila hal ini tidak barengi dengan penataan drainase yang baik, maka banjir di seputaran Lapangan Merdeka tetap menjadi ancaman,” ujar Landen.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Medan Ahmad Arif, menegaskan, ujung tombak penanganan banjir ada di Dinas Bina Marga. “Saya yakin Pemko Medan sudah tahu keberadaan gorong-gorong besar di bawah Lapangan Merdeka, namun karena ketidak mampuan Dinas Bina Marga, maka drainase peninggalan Belanda itu tidak dapat difungsikan,” ujar Arif.

Politisi Fraksi Partai Amanah Nasional ini berpendapat, kinerja Dinas Bina Marga dalam melakukan penataan banjir tidak profesional. Hal ini dibuktikan, hingga saat ini Pemko Medan tidak memiliki peta drainase sebagai acuan untuk menanggulangi banjir. Begitu juga terhadap pemanfaatan kembali drainase yang sudah ada.

Sebenarnya, ujar Arif, Pemko Medan tidak perlu lagi membangun drainase baru, namun cukup memanfaatan drainase yang sudah ada, seperti gorong-gorong peninggalan Belanda yang ditemukan di seputaran Jalan A Yani, Lapangan Merdeka, hingga Istana Maimon. Tapi karena pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani banjir tidak memiliki kemampuan, maka apa yang sudah adapun tidak bisa dimanfaatkan, katanya.

Bentuk Tim

Anggota DPRD Sumut Dapil Medan Brilian Moktar SE MM meminta Walikota Medan segera membentuk Tim Terpadu guna menelusuri dan melakukan studi kelayakan terkait keberadaan drainase yang dibangun pemerintah Belanda ratusan tahun lalu di daerah ini.

“Pemko Medan perlu segera membentuk Tim Terpadu untuk melakukan penelitian terhadap keberadaan drainase ini. Saya berkeyakinan, jika drainase buatan Belanda ini dapat difungsikan kembali, banjir di Kota Medan akan sedikit dapat teratasi,” kata Brilian Moktar kepada Analisa di gedung dewan, Senin (19/5).

Menurut Brilian yang juga merupakan Ketua Komisi E DPRD Sumut, dari struktur bangunannya saja, drainase buatan Belanda ini telah dirancang sedemikian baik untuk mengatasi persoalan banjir pada saat itu. 

Dengan ukuran diamater yang cukup besar dan terbentang disepanjang jalan yang ada di Kota Medan hingga ke Belawan, drainase buatan Belanda tersebut bila dapat difungsikan kembali, akan mampu menampung dan mengalirkan air dengan debit yang cukup besar, sehingga sangat maksimal untuk mengatasi persoalan banjir di daerah ini.

Pada era pemerintahan Walikota Medan Abdillah, kata Brilian, informasinnya peta tentang keberadaan drainase tersebut telah mereka peroleh dari Pemerintah Belanda. Namun karena pada waktu itu ada proyek MUDP yang kabarnya merupakan proyek titipan pemerintah pusat pada saat itu, akhirnya rencana untuk memfungsikan kembali drainase Belanda tersebut terhenti.

Pada hal kata Bendahara Fraksi PDI perjuangan DPRD Sumut itu, jumlah anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk prokyek MUDP itu cukup besar. Dan jika saja Pemko Medan saat itu mengalokasikan dana tersebut, untuk menata ulang drainase buatan Belanda itu, anggaran yang dibutuhkan mungkin lebih sedikit dan hasilnya lebih maksimal.

“Buktinya saja, Proyek MU DP yang menghabiskan anggaran milyaran rupiah saat itu, tidak mampu mengatasi persoalan banjir di Kota Medan. Namun yang lebih parahnya lagi, persoalan banjir yang dulunya hanya melanda di beberapa sudut kota, saat ini kondisinya sudah hampir merata di seluruh Kota Medan,” kata Brilian.

Walikota Medan kata Brilian Moktar harus segera menyikapi persoalan ini secara cepat dan tepat. Ini adalah persoalan masyarakat Kota Medan yang harus segera diatasi. 

Jika tidak, secara perlahan akan melumpuhkan perekonomian dan kenyamanan hidup masyarakat.

“Walikota Medan sebaiknya segera memfungsikan kembali drainase buatan Belanda tersebut dengan melakukan penelitian terlebih dahulu. Namun bila kita lihat dari struktur bangunan dan perencanaan pembangunannya, drainase tersebut akan mampu mengatasi persoalan banjir di Kota Medan”, ujar Brilian Moktar sembari memuji upaya Tim Analisa dalam menelusuri drainase buatan Belanda tersebut sebagai bentuk keperdulian terhadap masyarakat di daerah ini. (sug/di)

()

Baca Juga

Rekomendasi