Ratusan Batu Cincin Aceh Ikuti Kontes dan Pameran

Banda Aceh, (Analisa). Ratusan batu cincin asli Aceh akan mengikuti kontes dan pameran di Taman Sari, Banda Aceh. Pameran batu cincin ini akan melibatkan 500 perajin batu alam dari 23 kabupate/kota yang tergabung dalam Gabungan Pencinta Batu Alam (GaPBA) Aceh.

Ketua GaPBA, Nasrul Sufi mengungkapkan, kontes dan pameran batu cincin alam Aceh yang berlangsung Sabtu (7/5) hingga 15 Juni mendatang ini, bertujuan guna lebih memperkenalkan perhiasan khas Aceh kepada pihak luar, sehingga nanti batu alam Aceh dapat menjadi suvenir khas Aceh bagi para wisatawan baik nasional maupun internasional.

“Kita berharap setiap wisatawan yang datang ke Aceh, rasanya belum lengkap tanpa membawa oleh-oleh batu cincin alam,” ujar Nasrul Sufi di Banda Aceh, Jumat (6/6).

Dikatakan, saat ini batu alam Aceh mulai dilirik oleh dunia internasional. Bahkan  sudah menembus pasaran luar negeri. 

Sejauh ini sudah 100 ton batu giok Aceh  dipasarkan ke Jerman, Meksiko, dan sejumlah negara Asia.

Di Aceh tercatat ada 520 pedagang batu cincin yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Bahkan saat ini, tidak sedikit masyarakat Aceh mulai menyukai perhiasan dari batu alam. 

Berdasarkan hasil survei GaPBA, tercatat 60 persen pria dewasa di Aceh menggunakan atau memakai batu cincin. “Semoga kontes dan pameran batu cincin ini, dapat mengundang masyarakat luar untuk mengoleksi cincin berbahan batu alam Aceh,” ujar Nasrul.

Sementara ketua panitia, Nazaruddin mengungkapkan, ada tujuh jenis batu yang akan diikutkan dalam kontes ini. Batu cincin tersebut merupakan jenis Idocrase polos, idocrase bunga, nephrite, batu bergambar. Batu bergambar yang dimaksud itu bisa menunjukan kemiripan sesuatu yang umum seperti gambar menyerupai hewan, manusia, angka atau lukisan.

Selain itu, batu jenis pancawarna minimal ada 4 warna. Jenis sulaiman, cempaka, guliga merah dan mega mendung atau batu yang berwana hitam keputih-putihan atau perpaduan antara warna hitam dan putih.

Dalam kontes batu ini, yang menjadi bahan penilaian berupa keaslian warna yang alami, kebersihan batu, demensi batu sesuai ikatan, bentuk baik berbentuk oval, bulat atau standar, serta ukuran yang standar. 

“Pemenang kontes nanti akan memperoleh  sertifikat resmi sebagai barang mulia,” ujar Nazar. (irn)

()

Baca Juga

Rekomendasi