Oleh: Dr. Agus Priyatno, M. Sn. Pengetahuan tentang struktur lukisan dapat membantu kita menganalisis sebuah karya seni. Lukisan terstruktur dari aspek visual (fisik) dan ide (gagasan). Aspek visual lukisan berupa unsur-unsur rupa, yaitu warna, tekstur, garis, titik, bentuk dan bidang.
Dalam senilukis, unsur-unsur rupa, diorganisasikan dan disusun berdasarkan pertimbangan keindahan. Prinsip-prinsip keindahan dalam senirupa meliputi keharmonisan warna, keseimbangan komposisi, kesesuaian bentuk, keselarasan bidang dan kombinasi berbagai unsur rupa lainnya menjadi satu kesatuan estetis.
Aspek ide (gagasan) berupa ide-ide yang terepresentasikan melalui aspek visual. ide lukisan terkonstruksi melalui aspek-aspek yang direpresntasikan oleh unsur-unsur rupa lukisan. Ide lukisan terdri dari berbagai klasifikasi, yaitu ide denotatif, konotatif dan ideologis.
Menganalisis lukisan dapat dilakukan secara bertahap. Lukisan dianalisis secara denotatif, konotatif dan ideologis. Menganalisis lukisan secara denotatif, menganalisis lukisan secara langsung berdasarkan idiom-idiomnya. Melihat apa yang tersurat, bukan yang tersirat. Ide lukisan dipahami langsung berdasarkan representasi unsur-unsur lukisan. Contohnya lukisan alam benda, flora dan fauna atau pemandangan. Lukisan jenis ini mudah dipahami. Lukisan merupakan mimesis (tiruan) keindahan yang terdapat di alam semesta.
Lukisan dianalisis secara konotatif, yaitu menganalisis lukisan berdasarkan arti yang tersirat dari lukisan, bukan yang tersurat. Lukisan kadang memiliki arti kiasan. Ide pelukis terepresentasikan melalui lukisan secara metafora. Objek-objek lukisan disusun sedemikian rupa, sehingga terekspresikan ide pelukisnya, bukan lagi sekedar mimesis benda-benda yang ada di alam semesta.
Menganalisis lukisan secara ideologis, yaitu memahami gagasan-gagasan yang hidup di masyarakat melalui karya seni. Lukisan tidak hanya mengungkapkan gagasan seniman saja, juga mengungkapkan gagasan-gagasan yang hidup di masyarakat. Untuk mengetahui ide lukisan secara ideologis, harus juga diketahui berbagai peristiwa dan pemikiran yang terjadi pada masyarakat tersebut. Contohnya lukisan karya Vincent van Gogh. Lukisan tentang keluarga pemakan kentang (potato eaters). Lukisan lainnya tentang penumpang kereta kelas tiga (The Third Class Carrier) yang menggambarkan strata sosial dalam masyarakat.
Lukisan karya pelukis lainnya lukisan pemecah batu (stone breaker) karya Gustave Courbet. Lukisan-lukisan tersebut dapat dipahami secara ideologis, temanya tentang kemiskinan. Demikian juga lukisan tentang pembunuhan masyarakat tak berdosa dalam sebuah perang (The Third of May) karya Goya.
Corak Lukisan
Lukisan berdasarkan coraknya dibagi dalam dua golongan, yaitu lukisan representasional (figuratif) dan lukisan non representasional (abstrak). Lukisan bisa jadi menyampaikan pesan, namun bisa juga hanya sekedar menyampaikan kesan.
Lukisan non representasional (abstrak) dapat juga dianalisis berdasarkan strukturnya. Lukisan abstrak tidak harus dimaknai, bisa jadi unsur-unsur rupa lukisan mewakili dirinya sendiri. Lukisan abstrak tidak merepresentasikan apapun. Warna sebagai warna, garis sebagai garis dan seterusnya. Unsur-unsur rupa dalam lukisan abstrak disusun secara terorganisir, sehingga menciptakan kesan-kesan tertentu, bukan pesan-pesan tertentu.
Penulis dosen Pendidikan Seni Rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara